SAUH BAGI JIWA
Demikian pula dengan kamu: Kamu memang berusaha untuk memperoleh karunia-karunia Roh, tetapi lebih dari pada itu hendaklah kamu berusaha mempergunakannya untuk membangun Jemaat. (1 Korintus 14:12)
Demikian pula dengan kamu: Kamu memang berusaha untuk memperoleh karunia-karunia Roh, tetapi lebih dari pada itu hendaklah kamu berusaha mempergunakannya untuk membangun Jemaat. (1 Korintus 14:12)
Bait Allah dibangun pada zaman Salomo seperti yang ditentukan oleh Tuhan. “Aku telah memilih tempat ini bagi-Ku sebagai rumah korban,” (2Taw 7:12) dan “Salomo akan membangun rumah bagi nama-Ku.” (1Taw 22:10). Setelah bait Allah selesai dibangun dan tabut Allah dibawa ke dalamnya, Salomo memuji nama Allah dan bangsa Israel bersukacita. Namun, pada waktu Yosia mulai memerintah, bait Allah sudah dalam keadaan rusak dan membutuhkan perbaikan (2Raj 21:4-6). Bangsa Israel yang dahulu bersukacita melihat rumah Allah sebagai tempat ibadah dan persembahan korban, kini telah berpaling kepada allah-allah lain dan mengabaikan kemuliaan rumah Allah.
Ketika Yosia menjadi raja, ia menemukan kitab hukum Allah. Yosia pun menjadi takut dan mengoyakkan pakaiannya (2Raj 22:11). Kemudian, raja melakukan apa yang baik di mata Allah dengan memulihkan kemuliaan bait Allah yang ternodai oleh penyembahan Baal. Ia mengumpulkan uang dari suku Manasye, Efraim, Yehuda, Benyamin dan sisa-sisa bangsa Israel dalam jumlah besar. Ia menggunakan uang itu untuk membangun kembali dan memulihkan kemuliaan rumah Allah.
Apakah kita memiliki kepedulian yang sama seperti yang dilakukan Yosia pada rumah Tuhan? Kita adalah anggota rumah tangga Allah, tempat kediaman Allah dalam roh, dan kita bertumbuh sebagai bait dalam Tuhan (Ef 2:19-21). Gereja tempat kita berada adalah bait-Nya dalam Perjanjian Baru. Kita harus berdoa memohon karunia-karunia rohani yang dapat membangun gereja dan jemaat-Nya. Kita mengemban perintah untuk saling meneguhkan dan mengasihi, sama seperti Paulus yang menerima kuasa dari Tuhan untuk membangun, bukan untuk meruntuhkan (2Kor 13:10).
Kita harus berusaha untuk menjadi penggerak bagi gereja agar gereja dapat berbuah untuk Tuhan. Ketika Yesus datang ke dunia, Dia merasa lapar dan mencari buah dari pohon ara (Mrk 11:12-14). Yesus ingin melihat apakah ada buah yang bisa Dia makan untuk melegakan rasa lapar-Nya. Yesus juga mengingatkan kita untuk berbuah. Apakah buah kita? Buah melambangkan tindakan, pekerjaan dan pelayanan kita kepada Tuhan. Hal yang terpenting adalah apakah Tuhan terhibur dan bersukacita karena anak-anak-Nya peduli dengan pekerjaan kudus di gereja?
Kita harus memiliki iman bahwa Tuhan akan menjaga kita sementara kita bekerja untuk-Nya. Gereja adalah tubuh-Nya, dan kita adalah bagian dari-Nya. Jika pada hari ini kita merawat tubuh kita dengan baik dan secara teratur melatihnya serta mengendalikan apa yang kita makan, bukankah kita harus berbuat lebih banyak untuk tubuh Yesus yang jauh lebih penting daripada tubuh jasmani kita? Yosia menganggap pembangunan kembali rumah Tuhan sangatlah penting. Umat Israel yang saleh pada waktu itu, yang kemungkinan besar jumlahnya sedikit, merasa sangat terhibur ketika mereka melihat bahwa raja mereka memperhatikan Tuhan. Marilah kita belajar untuk peduli dengan masalah gereja dan memiliki hati yang sama dengan Yosia yang rindu membangun kembali rumah Tuhan.