SAUH BAGI JIWA
Lalu atas perintah TUHAN berserulah orang itu terhadap mezbah itu, katanya: ‘Hai mezbah, hai mezbah! Beginilah firman TUHAN: Bahwasanya seorang anak akan lahir pada keluarga Daud, Yosia namanya; ia akan menyembelih di atasmu imam-imam bukit pengorbanan yang membakar korban di atasmu, juga tulang-tulang manusia akan dibakar di atasmu.’ (1 Raja-Raja 13:2)
Lalu atas perintah TUHAN berserulah orang itu terhadap mezbah itu, katanya: ‘Hai mezbah, hai mezbah! Beginilah firman TUHAN: Bahwasanya seorang anak akan lahir pada keluarga Daud, Yosia namanya; ia akan menyembelih di atasmu imam-imam bukit pengorbanan yang membakar korban di atasmu, juga tulang-tulang manusia akan dibakar di atasmu.’ (1 Raja-Raja 13:2)
Melalui Nabi Yeremia, Tuhan menegur anak-anak Yosia dan mengingatkan mereka tentang kebaikan yang dilakukan Yosia semasa hidupnya (Yer 22:11-16). Kita mengetahui bahwa Tuhan tidak sembarangan memuji seseorang. Pada kenyataannya, orang harus melalui banyak langkah untuk mencapai tahap akhir pemuliaan (Rm 8:30). Langkah pertama adalah penentuan Tuhan, di mana Dia memilih seseorang agar orang itu menjadi bagian dari kehendak baik-Nya. Tuhan memiliki tujuan bagi setiap orang. Sebagai orang percaya kita perlu merenungkan dan bertanya kepada diri sendiri, “Mengapa Tuhan menempatkan saya di sini?”
Untuk memahami bagaimana Allah memilih Yosia, kita harus melihat nubuat tentang dirinya dalam 1 Raja-Raja 13:2. Sepintas, nubuat ini ditujukan kepada sebuah “mezbah”. Namun, jika kita mempelajari lebih dalam lagi, nubuat ini juga ditujukan kepada Yerobeam, raja Israel saat itu. Dia memalingkan hati orang Israel dari Raja mereka yang sebenarnya dengan membuat anak lembu emas bersama dengan mezbah, imamnya sendiri dan pesta untuk mempromosikan penyembahan kafir ini (1Raj 12:25-33). Ketika Yerobeam melakukan perbuatan ini, dia mendengar nubuat tentang seorang anak laki-laki bernama Yosia.
Karena Yerobeam berjalan bertentangan dengan jalan Tuhan, Ia tidak menjadikan Yerobeam sebagai rumah yang tetap, tetapi justru menghancurkannya. Mezbah di Betel yang dibangun Yerobeam juga dirobohkan dan abu yang ada di atasnya dicurahkan (1Raj 13:3-5). Kejadian ini bukan hanya hukuman bagi Yerobeam, tetapi juga merupakan tanda yang diberikan Tuhan untuk meneguhkan firman-Nya. Kelahiran Yosia sudah pasti terjadi dan nubuat tentang Yosia juga pasti digenapi. Tuhan memiliki rencana yang jelas dan membuka jalan bagi pemerintahan Yosia.
Kita melihat perbedaan antara Yerobeam dan Yosia. Raja yang satu menyebabkan Israel berdosa, tetapi yang satu lagi secara harfiah berarti “disembuhkan oleh Yahweh”. Tuhan telah menyembuhkan Israel secara rohani melalui Yosia.
Tuhan tidak pernah memihak. Yesus telah mati untuk semua orang, tidak hanya bagi individu tertentu. Dia ingin agar kita semua sampai pada pengetahuan tentang kebenaran-Nya. Dia memanggil domba-domba-Nya, yaitu semua orang yang percaya kepada-Nya dan melakukan kehendak-Nya (Yoh 10:3). Tetapi, pertanyaannya, apakah kita dapat mempertahankan hidup kita di dalam Tuhan? Apakah kita mau mencari Tuhan dan mengabdi kepada-Nya seperti yang dilakukan Yosia? Sungguh, Tuhan tidak ingin seorang pun di antara kita binasa. Allah mengasihi kita dengan kasih yang kekal.
Yesus sangat ingin menyelamatkan kita jauh sebelum kita dilahirkan. Tetapi, kita harus percaya kepada TUHAN dan dikuatkan oleh kasih karunia-Nya agar dapat memenuhi penentuan dan tujuan Allah dalam diri kita (2Tim 1:9). Kita harus memperhatikan hal-hal rohani dengan sungguh-sungguh, terus-menerus mempersembahkan korban rohani, berdoa agar iman kita bertambah dan penuh dengan perbuatan baik. Dengan tuntunan kasih Tuhan yang kekal, kita dapat memenuhi tujuan Tuhan bagi kita sesuai dengan kehendak-Nya sehingga kita dimuliakan ketika akhirnya bertemu dengan-Nya. Karena itu, kita harus senantiasa menjaga diri kita dalam kasih Tuhan dan tidak meninggalkan kasih karunia-Nya.