SAUH BAGI JIWA
Sebelum dia tidak ada raja seperti dia yang berbalik kepada TUHAN dengan segenap hatinya, dengan segenap jiwanya dan dengan segenap kekuatannya, sesuai dengan segala Taurat Musa; dan sesudah dia tidak ada bangkit lagi yang seperti dia. (2 Raja-Raja 23:25)
Sebelum dia tidak ada raja seperti dia yang berbalik kepada TUHAN dengan segenap hatinya, dengan segenap jiwanya dan dengan segenap kekuatannya, sesuai dengan segala Taurat Musa; dan sesudah dia tidak ada bangkit lagi yang seperti dia. (2 Raja-Raja 23:25)
Masa pandemi COVID-19 membuat kita menghadapi tatanan baru yang disebut new normal atau kehidupan dengan kebiasaan baru. Dahulu kita melakukan pertemuan secara tatap muka, namun sekarang secara virtual. Dahulu kita seringkali tak acuh dengan kebersihan, namun sekarang kita harus membiasakan diri untuk mematuhi protokol kesehatan.
Pada masa pemerintahan Raja Yosia, umat Israel juga menghadapi tatanan baru dalam kehidupan kerohanian mereka. Ada peribahasa “buah jatuh tidak jauh dari pohonnya”, yang menunjukkan sifat anak tidak berbeda dengan orangtuanya. Namun, ternyata sifat Raja Yosia ini berbeda. Walaupun kakeknya, Raja Manasye, dan ayahnya, Raja Amon, keduanya jahat di mata Tuhan, Yosia hidup mencari Tuhan (2Taw 34:3a).
Semasa pembatasan kegiatan atau berkumpul saat pandemi, kita merasakan rindu, lapar dan haus untuk mencari dan mengenal Tuhan lebih dalam. Dalam kehidupan new normal dengan kebiasaan hidup yang baru, hendaknya kita tetap merasa rindu, haus dan lapar untuk mencari Tuhan dan mengenal-Nya lebih dalam.
Di dalam tatanan baru kerohanian bangsa Israel ini, Yosia melakukan sejumlah perbaikan, yaitu meremukkan dan menghancurkan semua patung di seluruh negeri dan memperbaiki rumah Tuhan. Sama seperti Yosia, sepatutnya kita pun melakukan perbaikan-perbaikan tentang apa yang masih kurang dalam kehidupan kerohanian kita. Kita harus membuang segala berhala dari diri kita, dan mencegah agar jangan ada ajaran lain atau ragi masuk ke dalam hati kita. Kita dapat memperbaiki diri apabila kita mencintai kebenaran seperti Raja Yosia yang menemukan Taurat Tuhan dan berkomitmen menjadi pelaku firman, merendahkan hati dan bertekad melaksanakan firman Tuhan (2Taw. 34:14-21). Selain melakukan sejumlah perbaikan, Raja Yosia juga melakukan terobosan rohani dengan merayakan Paskah bagi Tuhan di Yerusalem.
Apa terobosan yang kita lakukan di tahun yang baru? Kita dapat membuat terobosan dalam pekerjaan, keluarga, kesehatan dan iman kita kepada Tuhan. Terobosan iman itu dapat dilakukan di dalam lingkup gereja per wilayah atau cabang di mana kita berada, maupun di dalam diri kita sendiri.
Karena mendorong tatanan baru ini, Yosia dikenang sebagai raja yang setia kepada Tuhan. Nabi Yeremia menulis kitab Ratapan agar bangsa Israel dapat menyanyikan syair-syair ini setiap tahunnya untuk mengingat Yosia (2Taw 35:25-26). Hasil berikutnya adalah munculnya generasi yang memiliki iman yang sangat baik seperti Daniel.
Kita dapat belajar banyak hal dari Raja Yosia terutama dalam mempersiapkan diri menghadapi tatanan baru. Di dalam kehidupan new normal yang baru ini, kita perlu senantiasa mengevaluasi diri untuk melakukan berbagai perbaikan, membuat gebrakan atau capaian baru dalam kerohanian kita sehingga kita dapat mencari dan mengenal Tuhan lebih dalam.