SAUH BAGI JIWA
“Adapun Musa ialah seorang yang sangat lembut hatinya, lebih dari setiap manusia yang di atas muka bumi” (Bilangan 12:3)
“Adapun Musa ialah seorang yang sangat lembut hatinya, lebih dari setiap manusia yang di atas muka bumi” (Bilangan 12:3)
Kelemahlembutan adalah salah satu ciri khas buah Roh. Lemah lembut bukan bermakna negatif, seperti orang yang lamban, lemah, ataupun bersuara kecil. Akan tetapi, kelemahlembutan adalah sikap yang dimiliki seseorang untuk dapat menguasai dirinya. Orang yang lemah lembut adalah orang yang baik hati, ramah, dan tidak mudah marah.
Kita dapat mempelajari sikap lemah lembut dari tokoh Musa. Pada usia muda, Musa adalah seorang yang tidak dapat menguasai dirinya. Hal ini tampak dari sikapnya saat ia melihat orang Mesir memukul orang Ibrani. Sebagai orang Ibrani, Musa ingin membela bangsanya. Melihat bangsanya dipukul, Musa tidak bisa menguasai dirinya. Akhirnya, ia membunuh orang Mesir itu. Akan tetapi, akibat dari sikap tersebut, Musa harus melarikan diri karena Firaun akan membunuhnya (Kel 2: 11-15).
Setelah Musa meninggalkan Mesir, ia dipilih Tuhan untuk membawa bangsa Israel keluar dari perbudakan Mesir. Selama ia menjadi pemimpin, ia menghadapi banyak keluhan dan sungut-sungut dari bangsa Israel. Tidak hanya itu, Musa juga menghadapi perlawanan dari Korah, Datan, dan Abiram (Bil 16). Akan tetapi, ada pelajaran penting yang dapat diambil dari seorang Musa. Dengan banyaknya amarah, keluhan, dan protes dari lingkungan sekitarnya, Musa dapat menguasai dirinya. Ketika Israel bersungut-sungut, Musa tidak menjadi marah. Tetapi, ia berdoa kepada Tuhan. Bahkan, Alkitab mengatakan bahwa Musa adalah orang yang sangat lembut hatinya lebih dari setiap manusia di atas muka bumi (Bil. 12:3). Ia telah berhasil dibentuk menjadi seorang yang lemah lembut.
Sebagai umat Kristen yang telah mendapat Roh Kudus, kita juga harus berbuah kelemahlembutan. Sama seperti Musa yang dapat menguasai dirinya, kita juga harus demikian. Ciri orang yang lemah lembut adalah dapat menerima firman Allah (Yak 1:21). Firman Allah bermanfaat untuk mengajar, menyatakan kesalahan, memperbaiki kelakuan, dan mendorong orang dalam kebenaran. Orang yang dapat menerima firman Allah dapat juga memperbaiki kelakuannya. Musa yang awalnya tidak dapat menguasai dirinya, bisa berubah menjadi orang yang lemah lembut. Demikian pula kita yang telah menerima firman Allah. Apakah perilaku buruk kita sudah berubah? Apakah kita masih memiliki sifat emosional dan tidak dapat menguasai amarah? Jika ya, mari kita berubah, mohon Tuhan berikan Roh Kudus untuk bisa mengubah kebiasaan buruk kita.
Ciri lain dari orang yang lemah lembut adalah memiliki tutur kata yang dapat meredakan kegeraman (Ams 15:1). Ketika orang lain marah kepada kita, apakah kita telah mengucapkan kata yang tepat dan bijaksana? Apakah jawaban yang kita berikan dapat menenangkan hati orang tersebut? Atau sebaliknya apakah jawaban kita membuat orang tersebut semakin marah?
Sikap lemah lembut adalah sikap untuk menguasai diri, baik hati, ramah, dan tidak pemarah. Musa adalah contoh orang yang lemah lembut. Ciri orang yang lemah lembut adalah dapat menerima firman Allah. Tidak hanya menerima, tetapi juga perilaku buruknya dapat diubah oleh firman tersebut. Ciri lainnya adalah memiliki tutur kata yang bijak dan dapat meredakan kegeraman. Jika Musa bisa dan mau diubah oleh Tuhan sehingga menjadi manusia yang lemah lembut, bagaimana dengan kita hari ini?