SAUH BAGI JIWA
“Datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di sorga” (Matius 6:10)
“Datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di sorga” (Matius 6:10)
Setiap orang pastinya memiliki kehendak atau keinginannya sendiri, ini adalah hal yang wajar dan manusiawi. Misalnya, kita mengingini rumah, mobil, kesehatan atau apa pun itu. Kita bisa berdoa memintanya kepada Tuhan. Tetapi kita tidak boleh memaksakan kehendak kita kepada Tuhan.
Tuhan Yesus mengajarkan kita bagaimana harus berdoa. Doa yang diajarkan ini dikenal dengan Doa Bapa Kami. Di dalam doa ini kita diajarkan untuk berdoa dengan menyerahkan semuanya kepada kehendak Tuhan bukan kehendak kita seperti tertulis di Matius 6:10,”…, jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di sorga.” Mengapa harus sesuai kehendak Tuhan? Karena kehendak Tuhanlah yang terbaik.
Tetapi seringkali kita berdoa dengan memaksakan kehendak kita. Kita justru berdoa untuk meminta agar hawa nafsu kita dipuaskan. Doa yang demikian, menurut penulis surat Yakobus adalah doa yang bukan hanya salah melainkan tidak akan diberikan apa-apa oleh Tuhan (Yak 4:3). Seperti apakah doa agar hawa nafsu dipuaskan? Yaitu doa yang dipanjatkan untuk memuaskan keinginan mata, kesenangan, kenikmatan dan kemewahan dunia. Doa yang demikian adalah doa yang tidak sesuai dengan kehendak-Nya.
Jadi bagaimana kita harus berdoa? Mohonkanlah apa yang kita inginkan, tapi di akhir doa kita, kita mengucapkan “jadilah seperti kehendak-Mu”. Dengan berkata begitu, hati kita juga harus berserah. Apa yang kita mohonkan belum tentu dikabulkan, tetapi biarlah kehendak Tuhan yang terjadi.
Percayalah, Tuhan tahu yang terbaik untuk kita. Tuhan membuat segala sesuatu indah pada waktunya. Kita juga tidak bisa menyelami pekerjaan Tuhan dari awal hingga akhir. Kita baru tahu setelah kejadian selesai dan mengerti kehendak Tuhan adalah yang terbaik. Di Pengkotbah 3:11 dikatakan, “Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya, bahkan Ia memberikan kekekalan dalam hati mereka. Tetapi manusia tidak dapat menyelami pekerjaan yang dilakukan Allah dari awal sampai akhir.”
“Sebab rancangan-Ku bukanlah rancanganmu, dan jalanmu bukanlah jalan-Ku, demikianlah firman Tuhan. Seperti tingginya langit dari bumi, demikianlah tingginya jalan-Ku dari jalanmu dan rancangan-Ku dari rancanganmu.” (Yes 55:8-9).
“Jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di sorga” adalah sebuah kalimat yang mengekspresikan pengakuan kita akan kepemimpinan Tuhan dan penggenapan rencana-Nya di surga maupun di bumi. Dengan kata lain, kehidupan kita bersama Tuhan bukan hanya terjadi saat hidup kekal di sorga nanti, melainkan kehidupan kita bersama-Nya sudah dan sedang berjalan dalam kehidupan kita sehari-hari di bumi–yaitu saat kita dengan iman, pengharapan dan kerendahan-hati melakukan dengan setia kehendak-Nya dan mengakui-Nya sebagai Raja atas hidup kita serta menaati bimbingan rencana-Nya dalam hidup kita.
Walaupun tidak mudah untuk dilakukan, tapi biarlah kita pada hari ini belajar untuk menyerahkan segalanya ke dalam tangan Tuhan. Jadi bukan kehendak kita yang terjadi tetapi biarlah kehendak Tuhan yang terjadi. Haleluya, Amin.