SAUH BAGI JIWA
“Ya TUHAN, bukit batuku, kubu pertahananku dan penyelamatku, Allahku, gunung batuku, tempat aku berlindung, perisaiku, tanduk keselamatanku, kota bentengku!” (Mazmur 18:2)
“Ya TUHAN, bukit batuku, kubu pertahananku dan penyelamatku, Allahku, gunung batuku, tempat aku berlindung, perisaiku, tanduk keselamatanku, kota bentengku!” (Mazmur 18:2)
Permainan Benteng adalah sebuah permainan anak tradisional yang banyak diminati oleh anak- anak untuk mengisi waktu luang atau saat sedang jam istirahat di sekolah. Permainan ini dimainkan oleh dua kelompok, masing-masing terdiri dari empat sampai delapan orang. Masing-masing kelompok memilih suatu tempat sebagai markas mereka, biasanya sebuah tiang atau pilar yang disebut sebagai benteng mereka. Permainan ini membutuhkan ketangkasan, kecepatan dan strategi yang handal. Masing-masing kelompok berusaha menyerang dan merebut benteng lawan. Kelompok yang berhasil mengambil alih benteng, itulah kelompok yang menang.
Di masa-masa kerajaan, benteng dijadikan pos untuk mengawasi musuh yang datang dan juga melindungi pasukan yang berperang dari serangan musuh. Benteng berfungsi sebagai pertahanan di dalam peperangan.
Satu kutipan dari pemazmur menyebutkan bahwa Tuhan adalah kota bentengnya, tempat di mana sang pemazmur dapat berlindung dengan aman dan memperoleh keselamatan dari serangan musuh di hadapannya.
Hari ini, kita pun juga sedang melakukan peperangan rohani. Kita harus menjaga agar jangan sampai pertahanan atau benteng rohani kita direbut dan dihancurkan oleh musuh kita, si Iblis. Seperti permainan Benteng di atas, perlu adanya kekompakan dan kesatuan umat percaya untuk bisa mengalahkan lawan dan menghancurkan benteng musuh. Kita sebagai saudara di dalam keluarga Kristus harus saling menasihati, saling menguatkan dalam doa, saling membangun satu dengan yang lain. Kita membutuhkan kesatuan hati untuk memiliki visi yang sama agar dapat memenangkan peperangan rohani ini.
“Jadi karena dalam Kristus ada nasihat, ada penghiburan kasih, ada persekutuan Roh, ada kasih mesra dan belas kasihan, karena itu sempurnakanlah sukacitaku dengan ini: hendaklah kamu sehati sepikir, dalam satu kasih, satu jiwa, satu tujuan, dengan tidak mencari kepentingan sendiri atau puji-pujian yang sia-sia. Sebaliknya hendaklah dengan rendah hati yang seorang menganggap yang lain lebih utama dari pada dirinya sendiri; dan janganlah tiap-tiap orang hanya memperhatikan kepentingannya sendiri, tetapi kepentingan orang lain juga. Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus” (Flp 2:1-5).
Untuk bisa memenangkan peperangan rohani ini, kita tidak bisa berjalan sendiri. Kita perlu menjadi tim yang kompak dan memiliki satu visi yang sama: bahwa apa yg kita kerjakan semuanya adalah untuk kemuliaan nama-Nya. Dan dalam setiap permasalahan yang kita hadapi, tak perlu kita kuatir dan bimbang, karena ada penyertaan tangan Tuhan selama kita mengandalkan-Nya sebagai kota benteng dan perlindungan kita yang teguh. Tuhan Yesus menyertai kita semua.