SAUH BAGI JIWA
“Tetapi Abraham berkata: “Anak, ingatlah, bahwa engkau telah menerima segala yang baik sewaktu hidupmu, sedangkan Lazarus segala yang buruk. Sekarang ia mendapat hiburan dan engkau sangat menderita.” (Lukas 16:25)
“Tetapi Abraham berkata: “Anak, ingatlah, bahwa engkau telah menerima segala yang baik sewaktu hidupmu, sedangkan Lazarus segala yang buruk. Sekarang ia mendapat hiburan dan engkau sangat menderita.” (Lukas 16:25)
Nabi Samuel diutus kepada Isai. Allah telah memilih seorang raja dari antara anak-anak Isai. Isai menyuruh ketujuh anaknya lewat di depan Samuel, tetapi semuanya tidak ada yang dipilih TUHAN. Samuel bertanya, “Inikah anakmu semuanya?” Jawab Isai: “Masih tinggal yang bungsu, tetapi sedang menggembalakan kambing domba.” (1Sam 16:1,10,11). Tujuh anak Isai berkesempatan untuk menemui Samuel, sedangkan Daud ada di padang menggembalakan kambing domba ayahnya. Nyatanya, Allah memilih Daud, bukan abang-abangnya.
Isai berkata kepada Daud: “Ambillah untuk kakak-kakakmu bertih gandum ini seefa dan roti yang sepuluh ini; bawalah cepat-cepat ke perkemahan, kepada kakak-kakakmu. Tengoklah apakah kakak kakakmu selamat dan bawalah pulang tanda dari mereka. Saul dan mereka itu dan semua orang IsraeI ada di lembah Tarbantin tengah berperang melawan orang Filistin.” (1Sam 17:17-19). Tiga anak Isai yang besar telah pergi berperang mengikuti Saul, sementara lima lainnya masih bersama dengan Isai.
Entah mengapa Isai tidak mengutus anak yang keempat, kelima, keenam, atau ketujuh untuk mencari tahu tentang keadaan tiga anaknya yang mengikuti Saul itu. Isai memilih Daud, anaknya yang paling kecil, untuk pergi ke medan peperangan. Daud bangun pagi-pagi, ditinggalkannyalah kambing dombanya pada seorang penjaga, lalu mengangkat muatan dan pergi (1Sam 17:20). Dengan kepergiannya ke medan peperangan, Daud beroleh kesempatan untuk mengatasi masalah yang dihadapi oleh bangsa Israel, yaitu Goliat.
Eliab, anak sulung Isai bangkit amarahnya kepada Daud dan berkata, “Mengapa engkau datang? Dan pada siapakah kautinggalkan kambing domba yang dua tiga ekor itu di padang gurun? Aku kenal sifat pemberanimu dan kejahatan hatimu: engkau datang ke mari dengan maksud melihat pertempuran.” (1Sam 17:28). Eliab salah paham kepada Daud. Daud dituduh melalaikan tugasnya sebagai gembala kambing domba. Ia difitnah sebagai orang jahat yang niatnya melihat atau menonton pertempuran.
Jawaban dari tuduhan Eliab itu muncul dari perempuan-perempuan dari segala kota Israel yang menyongsong Raja Saul. Sambil menyanyi dan menari-nari dengan memukul rebana, dengan bersukaria dan dengan membunyikan gerincing, mereka berkata, “Saul mengalahkan beribu-ribu musuh, tetapi Daud berlaksa-laksa.” (1Sam 18:6-7). Daud yang semula dihina kemudian beroleh kemuliaan yang besar, bahkan lebih besar daripada Raja Saul.
Saul berkata kepada Daud, “Tidak mungkin engkau dapat menghadapi orang Filistin itu untuk melawan dia, sebab engkau masih muda, sedang dia sejak dari masa mudanya telah menjadi prajurit. Tetapi Daud berkata kepada Saul, “Hambamu ini biasa menggembalakan kambing domba ayahnya. Apabila datang singa atau beruang, yang menerkam seekor domba dari kawanannya, maka aku mengejarnya, menghajarnya dan melepaskan domba itu dari mulutnya. Baik singa maupun beruang telah dihajar oleh hambamu ini.” (1Sam 17:33-36).
Perjuangan menghadapi singa dan beruang tentulah tidak mudah. Bisa muncul rasa takut, gentar dan cemas. Dengan pertolongan Tuhan, Daud beroleh kemenangan. Menghadapi Goliat tentu berbeda dengan melawan binatang buas. Namun, bagi Daud, hal ini mudah saja karena ia bersandar kepada Allah.
Daud mengalami berbagai kesulitan, tuduhan, fitnah dan diremehkan orang lain. Namun, ia mendapat kemuliaan, pujian dan kehormatan lebih daripada yang lain. Bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian.