SAUH BAGI JIWA
“Kuatkanlah hatimu dan berlakulah seperti laki-laki, hai orang Filistin,supaya kamu jangan menjadi budak orang Ibrani itu, seperti mereka dahulu menjadi budakmu. Berlakulah seperti laki-laki dan berperanglah.” (1 Samuel 4:9)
“Kuatkanlah hatimu dan berlakulah seperti laki-laki, hai orang Filistin,supaya kamu jangan menjadi budak orang Ibrani itu, seperti mereka dahulu menjadi budakmu. Berlakulah seperti laki-laki dan berperanglah.” (1 Samuel 4:9)
Orang Israel maju berperang melawan orang Filistin dan berkemah dekat Eben-Haezer, sedangkan orang Filistin berkemah di Afek. Ketika pertempuran menghebat, orang Israel terpukul kalah oleh orang Filistin, menewaskan kira-kira 4.000 orang di medan pertempuran itu. Setelah tabut perjanjian sampai ke perkemahan itu, peperangan berlanjut. Orang Israel kembali terpukul kalah. Mereka melarikan diri masing-masing ke kemahnya. Amatlah besar kekalahan itu; dari pihak Israel gugur 30.000 orang pasukan berjalan kaki (1Sam 4:1b,2,6,10).
Israel kalah dan Filistin menang. Ironis! Dua kali pertempuran itu telah menewaskan kira-kira 34.000 orang Israel. Orang Filistin merampas tabut Allah dan membawanya dari Eben-Haezer ke Asdod. Dari Asdod, tabut itu dipindahkan ke Gat, kemudian berpindah lagi ke Ekron (1Sam 5:1,8,10). Pada akhirnya, orang Filistin menyadari kuasa Allah sejati yang tidak dapat dilawan. Tabut perjanjian itu dikembalikan dan tiba di Bet-Semes. Tanpa keterlibatan seorang manusia pun, Allah sejati bertindak dengan kuasa-Nya sehingga orang Filistin menyerah.
Mencermati kemenangan orang Filistin dalam dua pertempuran itu, ada tiga hal yang dapat kita renungkan. Pertama, orang Israel membawa tabut perjanjian ke perkemahan, namun Allah tidak menyertai mereka. Tabut diyakini sebagai lambang hadirat Allah, namun tidak berarti bahwa Allah mutlak beserta dengan umat-Nya dengan kehadiran tabut itu. Gereja memiliki lambang salib di logonya, tetapi belum tentu umat yang ada di dalamnya suka mengorbankan dirinya seperti Yesus yang telah berkorban untuk umat-Nya.
Kedua, orang Filistin didorong untuk berlaku seperti laki-laki. Hal ini dinyatakan sebanyak dua kali. Sikap sebagai seorang laki-laki ini juga muncul di dalam surat Paulus: “Berjaga-jagalah! Berdirilah dengan teguh dalam iman! Bersikaplah sebagai laki-laki! Dan tetap kuat!”(1Kor 16:13). Bersikap sebagai laki-laki artinya bersikap berani (dalam bahasa Yunani: andrizomai). Kita masih ingat bagaimana respon orang-orang Israel setelah Goliat menyampaikan tantangannya: “Ketika Saul dan segenap orang Israel mendengar perkataan orang Filistin itu, maka cemaslah hati mereka dan sangat ketakutan.” (1Sam 17:11).
Orang Filistin tidak memiliki Allah sejati, namun mereka memiliki keberanian. Setelah peristiwa tabut Allah itu, mereka masih berani bertempur melawan orang Israel yang diwakili dengan tampilnya Goliat (1Sam 17). Paulus berkata kepada Timotius, “Sebab Allah memberikan kepada kita bukan roh ketakutan, melainkan roh yang membangkitkan kekuatan, kasih dan ketertiban.” (2Tim 1:7).
Pada masa gereja awal, umat percaya berdoa kepada Allah. “Dan sekarang, ya Tuhan, lihatlah bagaimana mereka mengancam kami dan berikanlah kepada hamba-hamba-Mu keberanian untuk memberitakan firman-Mu. Dan Ketika mereka sedang berdoa, goyanglah tempat mereka berkumpul itu dan mereka semua penuh dengan Roh Kudus, lalu mereka memberitakan firman Allah dengan berani.” (Kis 4:29-31). Allah memberikan keberanian kepada kita, yang seharusnya kita gunakan untuk berjalan di jalan yang benar.
Ketiga, orang Filistin tidak ingin menjadi budak. Mereka ingin menjadi tuan. Alkitab menuliskan: “Orang Israel melakukan pula apa yang jahat di mata TUHAN; sebab itu TUHAN menyerahkan mereka ke dalam tangan orang Filistin empat puluh tahun lamanya.” (Hak 13:1). Orang Filistin tahu rasanya menjadi tuan atas orang Israel.
Dulu kita adalah hamba dosa, hamba uang dan hamba kejahatan. Melalui penyertaan Roh Kudus, kita lepas dari dosa, luput dari kejahatan dan menjadi tuan atas uang. Bila orang Filistin bisa beroleh kemenangan dengan semangat di atas, terlebih lagi bagi umat Allah. Roh Kudus akan menolong kita agar bisa menjadi pemenang. Janganlah kita kalah dengan orang Filistin!