SAUH BAGI JIWA
“Lalu Abimelekh dan seluruh rakyat yang bersama-sama dengan dia naik ke gunung Zalmon. Abimelekh mengambil kapak, lalu memotong dahan-dahan kayu, mengangkatnya dan meletakkannya ke atas bahunya sambil berkata kepada rakyatnya yang bersama-sama dengan dia:”Turutilah dengan segera perbuatanku yang kamu lihat ini.” Kemudian rakyat itu juga masing-masing memotong dahan-dahan, lalu mengikuti Abimelekh, meletakkan dahan-dahan itu di atas liang dan membakar liang itu di atas kepala orang-orang itu. Demikianlah semua penduduk kota Menara-Sikhem juga mati, kira-kira seribu orang laki-laki dan perempuan.” (Hakim-Hakim 9:48-49)
“Lalu Abimelekh dan seluruh rakyat yang bersama-sama dengan dia naik ke gunung Zalmon. Abimelekh mengambil kapak, lalu memotong dahan-dahan kayu, mengangkatnya dan meletakkannya ke atas bahunya sambil berkata kepada rakyatnya yang bersama-sama dengan dia:”Turutilah dengan segera perbuatanku yang kamu lihat ini.” Kemudian rakyat itu juga masing-masing memotong dahan-dahan, lalu mengikuti Abimelekh, meletakkan dahan-dahan itu di atas liang dan membakar liang itu di atas kepala orang-orang itu. Demikianlah semua penduduk kota Menara-Sikhem juga mati, kira-kira seribu orang laki-laki dan perempuan.” (Hakim-Hakim 9:48-49)
Abimelekh berhasil mengalahkan kota menara, yaitu Sikhem. Cara yang serupa ia gunakan untuk mengalahkan Tebes, yang memiliki menara yang kuat di tengah-tengah kota. Abimelekh dapat menerobos sampai ke pintu menara dan berniat membakarnya, tetapi seorang perempuan menimpakan sebuah batu kilangan yang memecahkan batu kepalanya. Abimelekh pun gagal walaupun mempergunakan cara yang sama (Hak 9:51-54).
Beberapa ratus tahun kemudian Daud menghadapi orang Filistin dengan cara yang berbeda. Ia berhasil mengalahkan mereka. Pertama kali, orang Filistin datang dan memencar di lembah Refaim. Daud bertanya kepada Tuhan, dan ia memperoleh jawaban: “Majulah, sebab Aku pasti akan menyerahkan orang Filistin itu ke dalam tanganmu.” (2Sam 5:18-21).
Orang Filistin maju sekali lagi dan memencar di lembah Refaim. Maka bertanyalah Daud kepada Tuhan, dan Ia menjawab: “Janganlah maju, tetapi buatlah gerakan lingkaran sampai ke belakang mereka, sehingga engkau dapat menyerang mereka dari jurusan pohon-pohon kertau. Dan Daud berbuat demikian, seperti yang diperintahkan TUHAN kepadanya, maka ia memukul kalah orang Filistin, mulai dari Geba sampai dekat Gezer.” (2Sam 5:22-25). Cara yang berbeda, namun berhasil.
Anggota majelis yang terpilih tentunya berupaya agar gereja bisa maju. Berbagai usul yang dikemukakan, dibahas dan didiskusikan dengan sangat serius. Kemudian, setelah melalui pembahasan yang intensif, diputuskan cara yang dipandang cocok untuk menangani kondisi di cabang yang bersangkutan.
Jika Allah menyertai rencana tersebut, semuanya tentu berjalan dengan baik dan memberikan hasil yang memuaskan.
Di tahun kedua, majelis gereja cabang yang sama mungkin memakai cara yang sama dengan tahun pertama. Apakah pasti akan berhasil? Belum tentu. Semuanya tergantung pada penyertaan Allah. Cara yang sama atau berbeda bukanlah hal yang terpenting. Namun, yang terutama adalah penyertaan Tuhan Yesus. Allah bisa bekerja dengan cara yang berbeda. Kita tidak bisa membatasi cara kerja Allah. Yakobus menyatakan, “Sebenarnya kamu harus berkata: “Jika Tuhan menghendakinya, kami akan hidup dan berbuat ini dan itu.” (Yak 4:15).
Rencana gereja cabang untuk menjalankan ini dan itu tentunya telah didiskusikan dan dibahas dengan seksama melalui sejumlah rapat. Harapannya adalah apa yang kita lakukan itu sesuai dengan kehendak Allah. Jika itu adalah kehendak-Nya, pastilah Ia akan menyertai dan semuanya akan berhasil.