SAUH BAGI JIWA
“[D]an berkata kepadanya: “Janganlah takut, sebab tangan ayahku Saul tidak akan menangkap engkau; engkau akan menjadi raja atas Israel, dan aku akan menjadi orang kedua di bawahmu. Juga ayahku Saul telah mengetahui yang demikian itu.” (1 Samuel 23:17)
“[D]an berkata kepadanya: “Janganlah takut, sebab tangan ayahku Saul tidak akan menangkap engkau; engkau akan menjadi raja atas Israel, dan aku akan menjadi orang kedua di bawahmu. Juga ayahku Saul telah mengetahui yang demikian itu.” (1 Samuel 23:17)
Yonatan, anak raja Saul, yang sangat berpeluang menjadi penerus takhta kerajaan Israel, justru siap menjadi orang kedua di bawah Daud. Yonatan mengikat perjanjian dengan Daud karena ia mengasihi Daud seperti dirinya sendiri. Yonatan menanggalkan jubah yang dipakainya dan memberikannya kepada Daud, juga baju perangnya, sampai pedangnya, panahnya dan ikat pinggangnya (1Sam 18:4). Yonatan siap dengan niatnya itu.
Saul berkata kepada Yonatan, “Sebab sesungguhnya selama anak Isai itu hidup di muka bumi, engkau dan kerajaanmu tidak akan kokoh.” (1Sam 20:31a). Yonatan dipersiapkan untuk meneruskan tampuk kepemimpinan di kerajaan Israel. Nyatanya, Yonatan siap menjadi orang kedua di bawah Daud.
Pada zaman gereja awal, Barnabas berinisiatif menerima Saulus dan membawanya kepada rasul-rasul. Ia menceritakan kepada mereka bagaimana Saulus melihat Tuhan di tengah jalan dan bahwa Tuhan berbicara dengan dia, dan bagaimana keberaniannya mengajar di Damsyik dalam nama Yesus (Kis 9:27). Barnabas juga yang mengajak Paulus, yang dulu bernama Saulus, untuk membantu pelayanan di Antiokhia (Kis 11:25).
Seiring berjalannya waktu, peran Paulus nampak lebih menonjol dibandingkan Barnabas. Lukas mencatat: “Ketika orang banyak melihat apa yang diperbuat oleh Paulus, mereka itu berseru dalam bahas Likaonia: “Dewa-dewa telah turun ke tengah-tengah kita dalam rupa manusia.” Barnabas mereka sebut Zeus dan Paulus mereka sebut Hermes, karena ia yang berbicara.” (Kis 14:11-12). Paulus menjadi juru bicara; Barnabas nampaknya sebagai pendamping. Ia siap menjadi orang kedua.
Rasul Yohanes berkata, “Aku telah menulis sedikit kepada jemaat, tetapi Diotrefes yang ingin menjadi orang terkemuka di antara mereka, tidak mau mengakui kami. Saudaraku yang kekasih, janganlah meniru yang jahat, melainkan yang baik. Barangsiapa berbuat baik, ia berasal dari Allah, tetapi barangsiapa berbuat jahat, ia tidak pernah melihat Allah. Tentang Demetrius semua orang memberi kesaksian yang baik, malah kebenaran sendiri memberi kesaksian yang demikian. Dan kami juga memberi kesaksian yang baiktentang dia, dan engkau tahu, bahwa kesaksian kami adalah benar.” (3Yoh 1:9,11,12).
Diotrefes ingin menjadi orang yang terkemuka di antara para murid, sedangkan Demetrius tidak mau meniru hal yang buruk. Demetrius melakukan perkara yang baik, disaksikan oleh semua orang dan Rasul Yohanes. Demetrius siap berdiri di belakang, bukan di baris depan seperti yang dikejar oleh Diotrefes.
Lukas mencatat: “Karena Yesus melihat, bahwa tamu-tamu berusaha menduduki tempat-tempat kehormatan, Ia mengatakan perumpamaan ini kepada mereka: “Kalau seorang mengundang engkau ke pesta perkawinan, janganlah duduk di tempat kehormatan, sebab mungkin orang itu telah mengundang seorang yang lebih terhormat dari padamu, Sebab barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan.”” (Luk 14:7,8,11).
Yonatan, Barnabas, Demetrius dan orang-orang lain yang siap berdiri di baris belakang, di tempat yang lebih rendah, akan ditinggikan oleh Allah. Dia yang di sorga tahu dengan jelas umat mana yang layak memperoleh tempat yang terhormat.