SAUH BAGI JIWA
“Sebab jika seorang hanya mendengar firman saja dan tidak melakukannya, ia adalah seumpama seorang yang sedang mengamat-amati mukanya yang sebenarnya di depan cermin. Baru saja ia memandangnya dirinya, ia sudah pergi atau ia segera lupa bagaimana rupanya.” (Yakobus 1:23-24)
“Sebab jika seorang hanya mendengar firman saja dan tidak melakukannya, ia adalah seumpama seorang yang sedang mengamat-amati mukanya yang sebenarnya di depan cermin. Baru saja ia memandangnya dirinya, ia sudah pergi atau ia segera lupa bagaimana rupanya.” (Yakobus 1:23-24)
“Ia” di sini dalam bahasa Yunani adalah houtos yang mengacu pada laki-laki. Umumnya, perempuan berdandan lebih lama daripada laki-laki. Ada wajah yang asli, ada paras yang telah dipoles sana-sini. Konon, banyak orang pergi ke Korea untuk menjalani operasi plastik untuk memperelok parasnya. Sayangnya, mereka tidak datang kepada Yesus yang dapat memperelok kepribadian mereka, seperti Yusuf (Kej 39:6b).
Yakub telah bergumul melawan Allah dan manusia, dan ia menang (Kej 32:28). Maka nama Yakub diganti menjadi Israel. Beberapa waktu kemudian, Yakub (Israel) bertemu dengan Esau yang berkata akan menyertainya dalam perjalanan (Kej 33:12). Israel menolak dengan mengajukan alasan yang masuk akal. Katanya, “Tuanku maklum, bahwa anak-anak ini masih kurang kuat, dan bahwa beserta aku ada kambing domba dan lembu sapi yang masih menyusui, jika diburu-buru, satu hari saja, maka seluruh kumpulan binatang itu akan mati.” (Kej 33:13). Israel berjanji akan menyusul Esau ke Seir (Kej 33:14).
Namun, Israel segera melupakan perkataannya. Ia berangkat ke Sukot, lalu mendirikan rumah, dan untuk ternaknya dibuat gubuk-gubuk. Dari Sukot mereka pergi ke Sikhem. Di sanalah Dina diperkosa. Setelah mampir di Betel, akhirnya sampailah Israel di Hebron, tempat Abraham dan Ishak tinggal (Kej 33:17,18; 34:1,2; 35:1,27). Saat Ishak mati, Israel bertemu lagi dengan Esau, abang kembarnya (Kej 35:29). Entah bagaimana tingkah Israel waktu berjumpa dengan abangnya itu. Israel lupa dengan perkataannya; Yakub melupakan janjinya kepada Esau.
Paulus berkata, “Saudara-saudara, aku sendiri tidak menganggap, bahwa aku telah menangkapnya, tetapi ini yang kulakukan: aku melupakan apa yang telah di belakangku dan mengarahkan diri kepada apa yang di hadapanku” (Flp 3:13). Ia dengan sadar mencoba melupakan apa yang telah di belakangnya. Hal-hal yang sudah berlalu biarlah berlalu.
Setelah Paulus bertobat dan menerima Tuhan Yesus, tidak banyak hal buruk yang dilakukannya. Memang, Paulus pernah bertindak keliru dalam menangani perkara Markus (lihat 2 Tim 4:11; Kol 4:10). Selebihnya, karya Paulus patut untuk diteladani. Ia telah bekerja lebih keras daripada orang-orang lain. Ia tetap tegar walaupun mengalami kesukaran dan penderitaan yang sangat menyusahkan (1Kor 15:10; 2Kor 11:23-28). Ia berkata, “Turutilah teladanku.” (1Kor 4:16; Flp 3:17; 2Tes 3:7,9). Paulus siap menjadi teladan bagi banyak orang.
Hidup Paulus yang lurus dan tulus hatinya nampak dalam Kitab Kisah Para Rasul dan bagian Alkitab lainnya. Paulus berusaha melupakan apa yang telah dilakukannya. Itu semua adalah masa lalu, hari kemarin.
Hari yang baru harus diisi dengan perbuatan yang lebih baik lagi. Ingatlah, ketika orang berhenti berbuat baik, itu akan menjadi titik awal untuk melakukan hal yang buruk dan salah. Hanya orang mati saja yang tidak bisa mengerjakan kebaikan atau melakukan kesalahan.