SAUH BAGI JIWA
“Kata Yesus kepada mereka: ”Marilah dan sarapanlah.” (Yohanes 21:12a)
“Kata Yesus kepada mereka: ”Marilah dan sarapanlah.” (Yohanes 21:12a)
Lima rasul dan dua murid yang lain pergi menangkap ikan, tetapi malam itu mereka tidak mendapat apa-apa (Yoh 21:2-3). Seperti juga manusia pada umumnya, mereka menyadari bahwa untuk bisa makan orang harus bekerja. Memang ada situasi khusus ketika Tuhan memberikan manna selama 40 tahun kepada umat Israel pada saat mereka meninggalkan Mesir menuju tanah Kanaan. Perjalanan dari Mesir ke tanah Kanaan tidak memungkinkan umat Allah untuk menabur dan menuai.
Paulus berkata kepada jemaat di Tesalonika, “Sebab, juga waktu kami berada di antara kamu, kami memberi peringatan ini kepada kamu: jika seorang tidak mau bekerja, janganlah ia makan. Kami katakan ini karena kami dengar, bahwa ada orang yang tidak tertib hidupnya dan tidak bekerja, melainkan sibuk dengan hal-hal yang tidak berguna.” (2Tes 3:10-11). Pemazmur berkata, “Apabila matahari terbit, berkumpullah semuanya dan berbaring di tempat perteduhannya; manusia pun keluarlah ke pekerjaannya, dan ke usahanya sampai petang.” (Mzm 104:22-23).
Yesus menyediakan sarapan bagi murid-murid-Nya. Kata-Nya: “Marilah dan sarapanlah.” Alkitab mencatat: “Ketika mereka tiba di darat, mereka melihat api arang dan di atasnya ikan dan roti. Kata Yesus kepada mereka: “Bawalah beberapa ikan, yang baru kamu tangkap itu.” (Yoh 21:9-10). Setiap orang memerlukan sarapan sebelum menjalani aktivitas keseharian mereka.
Atas petunjuk Yesus, murid-murid menangkap 153 ekor ikan yang besar-besar. “Tebarkanlah jalamu di sebelah kanan perahu, maka akan kamu peroleh. Lalu, mereka menebarkannya dan mereka tidak dapat menariknya lagi karena banyaknya ikan.” (Yoh 21:6). Walaupun hasil tangkapan begitu berlimpah, Yesus memerintahkan para murid untuk membawa beberapa ekor ikan saja. Ini sejalan dengan pengajaran-Nya: “Berikanlah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya.” (Mat 6:11).
Kegiatan setiap orang mungkin tidak sama. Sarapan mereka juga berbeda. Kebutuhan asupan laki-laki dengan perempuan juga berlainan. Nikmatilah sarapan menurut kebutuhan kita. Berlebihan tentu tidak baik; kekurangan pun tidak sehat.
Sesudah sarapan, Yesus berkata kepada Simon Petrus, “Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku lebih dari pada mereka ini?” (Yoh 21:15). Kekuatan yang dihasilkan dari sarapan yang kita makan sepatutnya digunakan untuk membalas kasih-Nya. Sarapan, makan siang, makan malam dan berkat lainnya yang kita nikmati semuanya berasal dari Allah. Atas hal ini, pemazmur berkata, “Bagaimana akan kubalas kepada TUHAN segala kebajikan-Nya kepadaku?” (Mzm 116:12).
Sesama umat harus saling memperhatikan. Domba dewasa menggembalakan domba-domba kecil milik Allah. Nabi Yehezkiel berkata, “Yang hilang akan Kucari, yang tersesat akan Kubawa pulang, yang luka akan Kubalut, yang sakit akan Kukuatkan, serta yang gemuk dan yang kuat akan Kulindungi; Aku akan menggembalakan mereka sebagaimana seharusnya.” (Yeh 34:16). Ketika satu domba tersesat dan 99 lainnya selamat, gembala tidak akan merasa tenang. Ia akan meninggalkan yang 99 ekor itu di padang gurun dan pergi mencari yang sesat itu sampai ia menemukannya (Luk 15:4). Gembala itu akan bergembira setelah menemukan seekor domba yang tersesat itu. Setelah kita makan dan kenyang, jangan melupakan domba-domba milik Tuhan.