SAUH BAGI JIWA
“Di sampingnya Nehemia bin Azbuk, penguasa setengah wilayah Bet-Zur, mengadakan perbaikan sampai di depan pekuburan Daud dan sampai pada kolam buatan dan rumah para pahlawan.” (Nehemia 3:16)
“Di sampingnya Nehemia bin Azbuk, penguasa setengah wilayah Bet-Zur, mengadakan perbaikan sampai di depan pekuburan Daud dan sampai pada kolam buatan dan rumah para pahlawan.” (Nehemia 3:16)
Daud meninggal pada usia 70 tahun dan ia dikuburkan di kota Daud, yaitu Yerusalem. Ia memerintah orang Israel selama 40 tahun; di Hebron ia memerintah selama tujuh tahun, dan di Yerusalem ia memerintah selama 33 tahun (1Raj 2:10-11). Kitab Nehemia ditulis diperkirakan pada tahun 420-430 sebelum Masehi. Kuburan Daud masih ada setelah lewat waktu hampir 600 tahun.
Orang-orang meninggal dan dikuburkan atau dikremasi. Catatan yang tergolong awal perihal penguburan terjadi saat Sara meninggal. Abraham membeli ladang di dekat kota Hebron dari Efron, orang Het (Kej 23:3-20). Kemudian, Abraham pun dimakamkan di lokasi yang sama dengan kuburan istrinya (Kej 25:7-10).
Allah memerintahkan Yakub (Israel) untuk pulang ke negeri nenek moyangnya dan kepada kaumnya. Ia berjanji akan menyertai Yakub (Kej 31:3). Dalam perjalanan menuju negeri nenek moyangnya, saat Rahel bersalin anak yang kedua, yaitu Benyamin, ia meninggal. Rahel dimakamkan di sisi jalan ke Efrata, yaitu Betlehem. Yakub mendirikan tugu di atas kuburnya; itulah tugu kubur Rahel (Kej 35:19-20). Jangka waktu dari Rahel dikuburkan sampai penulisan kitab Kejadian tidak kurang dari 400 tahun.
Ada hal yang menarik jika kita membaca catatan di kitab Ulangan: “Lalu matilah Musa, hamba TUHAN itu, di sana di tanah Moab, sesuai dengan firman TUHAN. Dan dikuburkan-Nyalah dia di suatu lembah di tanah Moab, di tentangan Bet-Peor, dan tidak ada orang yang tahu kuburnya sampai hari ini.” (Ul 34:5-6). Entah mengapa, tidak ada orang yang tahu kuburan Musa sampai saat kitab Kejadian ditulis meskipun rentang waktunya terhitung pendek, yaitu sekitar beberapa bulan atau 1-2 tahun saja.
Kuburan Musa barangkali memiliki kesamaan dengan kuburan orang-orang pada zaman sekarang. Makam kakek buyut yang meninggal sekitar tahun 1930-an tidak lagi diketahui oleh cucu buyutnya. Ada beberapa sebab, misalnya penggusuran kuburan oleh pihak berwenang yang menyebabkan kuburan digali dan dipindahkan ke lokasi yang jauh dari pusat kota. Penggalian dan pemindahan itu mungkin tidak diketahui oleh cucu buyut dari orang yang telah meninggal itu.
Ketidaktahuan makam kakek buyut nampaknya sering terjadi karena pihak keturunan dari almarhum/almarhumah jarang datang berkunjung ke pemakaman. Kehidupan yang sangat sibuk telah menyita waktu mereka dari pagi hingga malam. Dari awal sampai akhir tahun, manusia sibuk dengan kegiatan yang tidak pernah berhenti. Jika bertahun-tahun tidak pergi ke pemakaman kakek dan nenek buyut, lama kelamaan kita tidak lagi ingat di mana lokasinya. Saat izin lokasi makam tidak lagi diperpanjang, makam bisa jadi telah dipakai oleh pihak lain.
Hal di atas mendorong orang-orang mengubah pemakaman dengan kremasi; sekali upacara, selesai tuntas. Dari sini, marilah kita memikirkan makna pemakaman. Apa tujuan jasad seseorang dikuburkan? Apakah anggota keluarga yang ditinggalkan siap untuk mengurus makam tersebut kelak? Kubur Daud, makam Rahel itu ada yang mengurusnya meskipun sudah berusia lebih dari 400 tahun. Apakah kita sebagai anak, cucu, buyut, cucu buyut siap untuk mengurusnya dengan sungguh-sungguh?