SAUH BAGI JIWA
“…[D]an Mordekhai menceritakan kepadanya segala yang dialaminya, serta berapa banyaknya perak yang dijanjikan oleh Haman akan ditimbang untuk perbendaharaan raja sebagai harga pembinasaan orang Yahudi.” (Ester 4:7 )
“…[D]an Mordekhai menceritakan kepadanya segala yang dialaminya, serta berapa banyaknya perak yang dijanjikan oleh Haman akan ditimbang untuk perbendaharaan raja sebagai harga pembinasaan orang Yahudi.” (Ester 4:7 )
Hati Haman sangat panas melihat Mordekhai tidak berlutut dan sujud kepadanya (Est 3:5). Ada orang memberitahukan kepadanya perihal kebangsaan Mordekhai. Kemudian, Haman merancang untuk membinasakan bangsa dari mana Mordekhai berasal. Haman menyatakan “harga” untuk membinasakan bangsa Yahudi kepada Raja Ahasyweros, yaitu sebesar 10.000 talenta perak (Est 3:9). Sebagai perbandingan, hadiah Naaman kepada Gehazi (hamba Elisa yang mencatut nama tuannya) adalah 2 talenta perak. Tentulah 10.000 talenta perak itu jumlah yang sangat besar.
Pembinaan berbeda dengan pembinasaan. Allah menghendaki agar umat-Nya tetap hidup dan tinggal di dalam ajaran dan nasihat Tuhan. Alkitab mencatat: “Pada tahun ketiga pemerintahannya ia mengutus beberapa pembesarnya, yakni Benhail, Obaja, Zakharia, Netaneel dan Mikha untuk mengajar di kota kota Yehuda. Bersama-sama mereka turut juga beberapa orang Lewi, yakni Semaya, Netanya, Zebaja, Asael, Semiramot, Yonatan, Adonia, Tobia dan Tob-Adonia disertai imam-imam Elisama dan Yoram. Mereka memberikan pelajaran di Yehuda dengan membawa kitab Taurat TUHAN. Mereka mengelilingi semua kota di Yehuda sambal mengajar rakyat.” (2Taw 17:7-9).
Di dalam pekerjaan penginjilannya, Paulus berkata kepada Barnabas: “Baiklah kita kembali kepada saudara-saudara kita di setiap kota, di mana kita telah memberitakan firman Tuhan, untuk melihat, bagaimana keadaan mereka.” (Kis 15:36). Untuk membiayai dirinya, Paulus menjadi tukang pembuat kemah (Kis 18:3). Entah berapa besar dana yang dibutuhkan untuk melakukan perjalanan napak tilas itu, untuk kembali ke tempat-tempat Paulus dulu pernah memberitakan firman. Kini, ada dua rombongan dengan tujuan sama, namun mereka menempuh arah yang berbeda. Barnabas membawa Markus berlayar ke Siprus, sedangkan Paulus dan Silas berangkat mengelilingi Siria dan Kilikia (Kis 15:39-41).
Gereja secara rutin menyelenggarakan kegiatan Bina Iman, Kursus Teologi Singkat dan berbagai persekutuan untuk jenjang usia yang berbeda-beda. Semuanya membutuhkan dana yang tidak sedikit. Kegiatan-kegiatan tersebut diadakan bukan hanya satu kali setiap tahun, namun berkali-kali. Pembinaan jemaat tidak pernah selesai. Selama gereja Allah masih ada, selama itu pula pembinaan iman jemaat dilakukan.
Kegiatan penggembalaan jemaat secara rutin dilakukan oleh gereja. Yesus berkata, “Ketika Aku telanjang, kamu memberi Aku pakaian; Ketika Aku sakit, kamu melawat Aku; Ketika Aku di dalam penjara, kamu mengunjungi aku.” (Mat 25:36). Yesus mengunjungi ibu mertua Petrus yang sedang sakit (Mrk 1:29-31). Selepas dari penjara, Paulus dan Silas pergi ke rumah Lidia dengan tujuan untuk memberikan penghiburan kepada saudara-saudara seiman yang ada di situ (Kis 16:40).
Kegiatan pembinaan semestinya tidak mengenal kata jemu. Paulus mengingatkan jemaat di Tesalonika: “Dan kamu, saudara-saudara, janganlah jemu-jemu berbuat apa yang baik.” (2 Tes 3:13; lihat juga Gal 6:9). Pembinaan dilakukan agar umat Allah, baik saat masih hidup maupun pada waktu meninggal, tetap berada di jalan Tuhan (Yoh 15:4-6; Why 14:13).
Pembinaan memerlukan dana dan sumber daya manusia yang besar, serta waktu yang panjang. Rasul mendoakan, mengunjungi dan mengajar umat seperti yang dikatakan oleh Paulus, “…[D]an, dengan tidak menyebut banyak hal lain lagi, urusanku sehari-hari, yaitu untuk memelihara semua jemaat-jemaat. Jika ada orang merasa lemah, tidakkah aku turut merasa lemah? Jika ada orang tersandung, tidakkah hatiku hancur oleh dukacita?” (2Kor 11:28-29). Bagi Paulus, membina dan memelihara kehidupan iman jemaat adalah urusan sehari-hari dan bukanlah hal yang aneh.