SAUH BAGI JIWA
“Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka. Itulah isi seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi” (Matius7:12)
“Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka. Itulah isi seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi” (Matius7:12)
Komunikasi antar-individu di zaman yang serba modern dan sangat dinamis ini sangatlah mudah. Tentunya hal ini membuat bobot hubungan kita dengan orang lain menjadi semakin dinamis. Jarak dan waktu bukan lagi rintangan untuk menghubungi dengan orang lain. Inilah keadaan dunia saat ini, teknologi yang maju bagi umat manusia. Tetapi, apakah kemajuan teknologi yang pesat ini membawa kemajuan bagi pertumbuhan iman kerohanian kita? Bagaimanakan caranya agar kita dapat terus membangun dan menguatkan iman kita di tengah kemajuan zaman ini?
Alkitab setidaknya menyebutkan dua pengajaran dari Tuhan Yesus kepada kita. “Dan sebagaimana kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah juga demikian kepada mereka.” (Luk 6:31) Tuhan Yesus menasihatkan hal ini agar kita dapat terus bertumbuh di akhir zaman ini dalam perkara hubungan dengan orang lain.
Dalam hubungan kita dengan orang lain, mungkin tak jarang kita mengalami gesekan-gesekan yang dapat menimbulkan rusaknya hubungan tersebut. Tetapi jika kita mengingat kembali nasihat yang disampaikan Tuhan Yesus, hendaknya kita menjaga keharmonisan hubungan tersebut. Tentunya ini tidak mudah, apalagi jika kita disakiti dalam hubungan itu. Rasa tidak terima sehingga ingin membalas perbuatan itu mungkin muncul dalam hati kita. Apakah ini hal yang benar di hadapan Tuhan? “Janganlah kamu sendiri menuntut pembalasan.” (Rm. 12:19). Ini berarti seharusnya kita tidak membalas dengan saling menyakiti, tetapi mengampuni sehingga hubungan itu bisa terjalin dengan baik.
Bukanlah perkara yang mudah untuk dapat mengampuni dengan tulus dan tanpa syarat seperti yang Tuhan Yesus lakukan. Kita harus menyadari kekuatan kita terbatas dan kita ini lemah, jadi kita butuh kekuatan dari Tuhan. Janganlah bersandar pada pengertian kita saja, tetapi andalkan Tuhan dalam setiap hubungan yang kita bangun dengan sesama. Sudahkah kita melibatkan Tuhan dalam setiap hubungan bahkan setiap hal yang kita bangun?
Sebagaimana Tuhan Yesus telah mengampuni kita, maka kita pun harus menjalin hubungan yang baik itu dengan saling mengampuni. “Hai manusia, telah diberitahukan kepadamu apa yang baik. Dan apakah yang dituntut TUHAN dari padamu : selain berlaku adil, mencintai kesetiaan, dan hidup dengan rendah hati di hadapan Allahmu?” (Mik. 6 :8). Dalam terjemahan lain dikatakan, “Dan untuk berjalan dengan rendah hati bersama Elohimmu.” Berjalan bersama Tuhan perlu kerendah hatian dari dalam hati kita. Maukah kita berjalan bersama-Nya? Inilah sebuah semangat yang harus ada dalam kehidupan kita, berhati lembut dan rendah hati seorang terhadap yang lain dan di hadapan Tuhan.
“Tetapi hendaklah kamu ramah seorang terhadap yang lain, penuh kasih mesra dan saling mengampuni, sebagaimana Allah di dalam Kristus telah mengampuni kamu.” (Ef 4:32)