SAUH BAGI JIWA
“Selidikilah aku, ya Allah, dan kenallah hatiku, ujilah aku dan kenallah pikiran-pikiranku; lihatlah, apakah jalanku serong, dan tuntunlah aku di jalan yang kekal!”
(Mazmur 139:23-24)
“Selidikilah aku, ya Allah, dan kenallah hatiku, ujilah aku dan kenallah pikiran-pikiranku; lihatlah, apakah jalanku serong, dan tuntunlah aku di jalan yang kekal!”
(Mazmur 139:23-24)
Setelah letih seharian bekerja dari toko, ada satu hal yang membuat hati saya bersukacita saat pulang ke rumah. Saya memiliki seekor anjing puddle mini yang selalu setia menanti di depan pintu saat saya baru masuk pintu rumah. Anjing puddle ini selalu menggoyangkan ekornya dan terkadang melompat-lompat kecil, menari-nari tanda dia gembira bertemu dengan kita. Namun terkadang si puddle ini juga nakal, misal menggigit kardus atau sandal jepit, atau buang air kecil tidak pada tempatnya. Ketika kita marah pada si puddle ini, ia akan berlari menjauh dan bersembunyi di bawah kolong meja atau di sudut pintu. Tapi tidak lama berselang, saat kita panggil lagi anjing puddle ini akan kembali mendekat pada kita.
Apakah hari ini kita juga memiliki kesetiaan dan kerinduan yang sama pada Allah kita seperti kesetiaan anjing puddle ini pada majikannya, dalam segala keadaan; baik itu dalam keadaan baik ataupun kurang baik, dalam keadaan senang atau susah? Apakah saat kita menghadap hadirat-Nya hati kita penuh dengan ucapan syukur atas semua yang Dia anugerahkan dalam hidup kita? Atau mungkin saat kita berdoa, doa terasa hambar dan hanya menjadi sebuah bagian dari rutinitas yang kita kerjakan setiap hari. Terlebih saat Tuhan belum mengabulkan permohonan doa kita, kita merasa apa yang kita doa kan sia-sia. Atau barangkali kerinduan kita pada Allah kita mulai memudar dan tergantikan oleh hal-hal lain seperti kesibukan pekerjaan , urusan rumah tangga, ataupun hobby kita. Dan saat Allah menegur kita karena ada hal yang salah dalam hidup kita, ada hal yang Tuhan tidak berkenan atas apa yang kita kerjakan, maukah kita dengan rendah hati mendengar teguran-Nya, memperbaiki sikap kita dan kembali mendekat ke hadirat-Nya mengakui dosa dan pelanggaran kita? Atau kita tetap bersikukuh mempertahankan ego kita dan mengabaikan teguran dan nasihat-Nya?
Salah satu permohonan Raja Daud dalam kitab Mazmur 139:23-24 adalah memohon Allah menyelidiki hatinya, mengenal hatinya, menguji dirinya dan mengenal pikiran- pikirannya dan menuntunnya di jalan yang kekal. Daud sadar betapa terbatas dirinya walau ia menjadi seorang raja , punya kekuatan dan kekuasaan yang besar.
Namun Daud tahu bahwa ia perlu Allah untuk menuntun setiap langkah kehidupannya.
Hari ini mari kita juga mau belajar seperti raja Daud. Kita memohon Tuhan menyelidiki hati kita, menguji diri kita, mengenal pikiran kita dan menuntun kita sampai ke tempat perhentian yang kekal dalm Rumah Bapa di surga. Segala kemuliaan hanya bagi nama-Nya.