SAUH BAGI JIWA
“Setelah seluruh angkatan itu dikumpulkan kepada nenek moyangnya, bangkitlah sesudah mereka itu angkatan yang lain, yang tidak mengenal TUHAN ataupun perbuatan yang dilakukan-Nya bagi orang Israel”
(Hakim-hakim 2:10)
“Setelah seluruh angkatan itu dikumpulkan kepada nenek moyangnya, bangkitlah sesudah mereka itu angkatan yang lain, yang tidak mengenal TUHAN ataupun perbuatan yang dilakukan-Nya bagi orang Israel”
(Hakim-hakim 2:10)
Bagi sebagian orang, pendidikan merupakan salah satu hal terpenting di dalam hidupnya. Mereka mencari pendidikan yang terbaik buat anak-anak mereka, guru yang terbaik, dan fasilitas terbaik untuk mendukung pendidikan. Tetapi kita terkadang terlena dan hanya terfokus kepada pendidikan jasmani dan melupakan pendidikan agama untuk keturunan kita.
Sebelum masuk ke tanah Kanaan, Tuhan menekankan pentingnya pendidikan agama kepada orang Israel. Bukan hanya secara individual mengasihi Allah dengan segenap hati dan percaya sepenuhnya kepada Allah.
“Dengarlah, hai orang Israel: TUHAN itu Allah kita, TUHAN itu esa! Kasihilah TUHAN, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu. Apa yang kuperintahkan kepadamu pada hari ini haruslah engkau perhatikan, haruslah engkau mengajarkannya berulang-ulang kepada anak-anakmu dan membicarakannya apabila engkau duduk di rumahmu, apabila engkau sedang dalam perjalanan, apabila engkau berbaring dan apabila engkau bangun. Haruslah juga engkau mengikatkannya sebagai tanda pada tanganmu dan haruslah itu menjadi lambang di dahimu, dan haruslah engkau menuliskannya pada tiang pintu rumahmu dan pada pintu gerbangmu” (Ul 6:4-9)
Bangsa Israel melupakan semuanya ini. Tuhan telah memerintahkan agar mereka mengajarkannya berulang-ulang kepada anak-anaknya. Tetapi mereka tidak melakukannya sehingga keturunan mereka tidak mengenal Allah, dan iman mereka semakin merosot dan akhirnya meninggalkan Tuhan.
Setiap orang akan meninggal. Sehebat dan sekuat apa pun manusia, ia akan berpulang. Kita mempunyai banyak sekali jemaat yang begitu mengasihi Tuhan, yang telah mengalami pengalaman rohani yang indah bersama Tuhan. Apakah kita pernah menceritakan betapa besarnya Tuhan Yesus dan pertolongan yang diterima kepada anak-anak atau cucu-cucu kita? Jika tidak, mungkin mereka semua juga akan mengalami iman yang merosot sehingga meninggalkan Tuhan.
Setiap orang tua akan mempersiapkan warisan yang cukup untuk keturunannya. Orang tua bekerja keras, mengumpulkan harta untuk diberikan kepada keturunannya. Saat Kita hidup, keluarga Kita kaya. Tetapi saat Kita meninggal, keturunan Kita langsung jatuh miskin karena harta yang Kita kumpulkan tidak dapat diterima oleh keturunan Kita. Ini bukanlah yang Kita inginkan. Kita akan memastikan bahwa keturunan Kita akan menikmati hidup yang baik setelah Kita meninggal.
Tetapi materi ini bukanlah hal yang terpenting untuk diwariskan kepada keturunan Kita. Iman kepercayaan kepada Tuhan Yesuslah warisan terpenting yang harus diwariskan kepada anak-anak dan cucu-cucu kita.
Pendidikan agama adalah hal terpenting karena merupakan bagian dari warisan. Pendidikan agama harus dimulai dari rumah. Janganlah berpuas diri dan menganggap, bahwa anak-anak dan cucu-cucu cukup mengikuti kebaktian anak. Jika di rumah tidak ditekankan pendidikan agama, bagaimana iman mereka dapat teguh?
Raja Daud mengatakan, “Ya Allah, Engkau telah mengajar aku sejak kecilku, dan sampai sekarang aku memberitakan perbuatan-Mu yang ajaib; juga sampai masa tuaku dan putih rambutku, ya Allah, janganlah meninggalkan aku, supaya aku memberitakan kuasa-Mu kepada angkatan ini, keperkasaan-Mu kepada semua orang yang akan datang.” (Mzm 71:17-18)
Kita juga mau menceritakan Allah kita yang begitu luar biasa, begitu banyak kasih dan pertolongan yang telah kita terima, banyak pengalaman indah saat kita berjalan bersama Tuhan Yesus,agar keturunan-keturunan kita juga dapat mengenal siapakah Tuhan Yesus yang sesungguhnya. Sehingga mereka tidak akan mengalami kemerosotan iman dan meninggalkan Tuhan.