SAUH BAGI JIWA
“Haruslah kamu berpegang pada perintah, peringatan dan ketetapan TUHAN, Allahmu, yang diperintahkan-Nya kepadamu”
(Ulangan 6:17)
“Haruslah kamu berpegang pada perintah, peringatan dan ketetapan TUHAN, Allahmu, yang diperintahkan-Nya kepadamu”
(Ulangan 6:17)
Tuhan berfirman kepada Yosua, bahwa ada hal-hal yang harus dilakukan untuk menaklukan kota Yerikho: “Haruslah kamu mengelilingi kota itu, yakni semua prajurit harus mengedari kota itu sekali saja; demikianlah harus engkau perbuat enam hari lamanya, dan tujuh orang imam harus membawa tujuh sangkakala tanduk domba di depan tabut. Tetapi pada hari yang ketujuh, tujuh kali kamu harus mengelilingi kota itu sedang para imam meniup sangkakala. Apabila sangkakala tanduk domba itu panjang bunyinya dan kamu mendengar bunyi sangkakala itu, maka haruslah seluruh bangsa bersorak dengan sorak yang nyaring, maka tembok kota itu akan runtuh, lalu bangsa itu harus memanjatnya, masing-masing langsung ke depan.” (Yos 6:3-5)
Untuk memenangkan pertandingan atau peperangan, dibutuhkan suatu strategi yang matang dan mantap, seperti: Dari manakah serangan dimulai, senjata apa yang harus digunakan, kegiatan apa saja yang harus dilakukan setiap hari untuk menghadapi pertandingan, makanan apa yang boleh dimakan atau tidak, dan sebagainya.
Strategi yang diperintahkan Tuhan kepada Yosua, mungkin membuat orang-orang bertanya-tanya. Apakah ini strategi yang benar untuk menaklukkan kota Yerikho yang dinding kotanya sangat tinggi, bahkan dua lapis? Ini sepertinya cara yang bodoh dan tidak masuk akal, bukan? Setiap hari hanya mengelilingi kota itu dengan meniup sangkakala selama enam hari, dan pada hari ketujuh saat sangkakala berbunyi, seluruh bangsa harus bersorak nyaring, maka tembok kota itu akan runtuh.
Apa yang dipikirkan oleh manusia tidak sama dengan yang dipikirkan Tuhan. Bukankah firman Tuhan berbunyi, “Sebab rancangan-Ku bukanlah rancanganmu, dan jalanmu bukanlah jalan-Ku, demikianlah firman TUHAN. Seperti tingginya langit dari bumi, demikianlah tingginya jalan-Ku dari jalanmu dan rancangan-Ku dari rancanganmu.” (Yes 55:8-9)
Pikiran dan jalan Tuhan itu tidak sama dengan apa yang dipikirkan manusia. Mungkin tampak bodoh di hadapan manusia, tetapi tidak bagi Tuhan. Saat ini jika manusia ditawarkan untuk datang kepada Tuhan saat menghadapi masalah, mungkin mereka akan tertawa dan lebih memilih uang dan teknologi. Bagi manusia, datang kepada Tuhan adalah jalan bodoh, karena hanya uang atau teknologi yang akan memberikan solusi yang terbaik. Tetapi manusia lupa, hanya Tuhanlah satu-satunya jalan keluar, Tuhanlah yang maha tahu.
Manusia terkadang merasa dirinya yang paling pintar. Merasa jalan Tuhan itu hal yang bodoh, seperti, bagaimana mungkin Tuhan mati di kayu salib lalu bisa menyelamatkan manusia? Bagaimana mungkin dengan suara yang nyaring dan bunyi sangkakala akan meruntuhkan tembok Yerikho?
Tetapi firman Tuhan berbunyi, “Di manakah orang yang berhikmat? Di manakah ahli Taurat? Di manakah pembantah dari dunia ini? Bukankah Allah telah membuat hikmat dunia ini menjadi kebodohan? Oleh karena dunia, dalam hikmat Allah, tidak mengenal Allah oleh hikmatnya, maka Allah berkenan menyelamatkan mereka yang percaya oleh kebodohan pemberitaan Injil.” (1Kor 1:20-21)
Tuhan menginginkan agar kita taat sepenuhnya kepada-Nya. Janganlah terkadang kita merasa pintar, jalan kita yang paling benar. Sesungguhnya ketaatan adalah kewajiban kita sebagai anak Tuhan dan yang menentukan hasilnya adalah Tuhan. Jika kita taat sepenuhnya kepada Tuhan maka Tuhan yang akan menentukan hasilnya, dan hasilnya pasti baik. Jika kita tidak taat, maka kita sendiri yang akan bertanggung jawab atas hasil yang didapat, di mana hasilnya tidak akan baik. Marilah kita pilih, siapakah yang akan kita pilih sebagai penanggung jawab dalam kehidupan kita ini? Tuhan atau manusia?
Agar kita memiliki kunci kemenangan dalam hidup di dunia ini, selain iman kepercayaan, Tuhan menginginkan kita taat sepenuhnya kepada-Nya. Inilah yang dikehendaki oleh Tuhan di Ulangan 6:17: “Haruslah kamu berpegang pada perintah, peringatan dan ketetapan TUHAN, Allahmu, yang diperintahkan-Nya kepadamu.”