SAUH BAGI JIWA
“Aku menanti-nantikan TUHAN, jiwaku menanti-nanti, dan aku mengharapkan firman-Nya” (Mazmur 130:5)
“Aku menanti-nantikan TUHAN, jiwaku menanti-nanti, dan aku mengharapkan firman-Nya” (Mazmur 130:5)
Ketika menulis mazmur ini, pemazmur nampaknya sedang mengalami kesusahan dan sangat mengharapkan pertolongan Tuhan. Begitu besar pengharapannya akan pertolongan Tuhan, yang ia umpamakan melebihi seorang pengawal jaga yang mengharapkan datangnya pagi hari. Ia berharap Tuhan tidak mengingat-ingat kesalahannya dan mau segera menolongnya sebab ia tahu bahwa hanya Tuhan yang dapat menolongnya. Pemazmur juga mengetahui bahwa Tuhan memiliki kasih setia yang besar terhadap umat-Nya sehingga ia yakin bahwa Tuhan akan mengabulkan permohonannya. Oleh karena itu, dia menanti-nantikan Tuhan dengan sabar.
Yesaya 40:31 berkata, “Tetapi orang-orang yang menanti-nantikan TUHAN mendapat kekuatan baru: mereka seumpama rajawali yang naik terbang dengan kekuatan sayapnya; mereka berlari dan tidak menjadi lesu, mereka berjalan dan tidak menjadi lelah.” Mengapa orang-orang yang menanti-nantikan Tuhan akan mendapatkan kekuatan baru? Kolose 1:11 memberikan jawabannya kepada kita, yaitu karena mereka akan dikuatkan dengan segala kekuatan oleh kuasa kemuliaan Tuhan sehingga mereka dapat menanggung segala sesuatu dengan tekun dan sabar.
Di sini kita melihat pentingnya menanti-nantikan Tuhan. Sebagai manusia, kemampuan kita sangat terbatas. Banyak hal berada di luar kendali kita dan tidak mampu kita atasi. Karena itu, kita memerlukan Tuhan sebagai penolong kita. Pemazmur berkata, “Allah itu bagi kita tempat perlindungan dan kekuatan, sebagai penolong dalam kesesakan sangat terbukti.” (Mzm 46:2)
Pemazmur juga sungguh-sungguh percaya bahwa Tuhan itu Mahakuasa dan berlimpah kasih setia. Ia telah sering menerima pertolongan Tuhan. Karena itu, ia bersandar sepenuhnya dan hanya berharap kepada Tuhan. Dia yakin bahwa sama seperti sebelumnya, kali ini Tuhan juga pasti akan menolongnya.
Kita mungkin pernah mengalami keadaan yang sangat sulit dan membutuhkan pertolongan Tuhan. Kita berseru agar Tuhan segera datang menolong kita. Sama seperti pemazmur, kita pun mengharapkan dan menantikan jawaban Tuhan. Tetapi, apakah kita dapat bersabar menantikan Tuhan seperti pemazmur?
Kadangkala, Tuhan tidak segera menjawab permohonan doa kita karena Ia ingin menguji iman kita. Dia ingin melihat seberapa besar iman kita kepada-Nya. Saat berada dalam keadaan terdesak, apakah kita akan tetap setia kepada-Nya? Atau sebaliknya, kita mencari sumber pertolongan dari yang lain?
Pada saat itu kita dapat mengukur seberapa dalam kita bersandar kepada Tuhan. Yakinlah bahwa jika kita sungguh-sungguh berharap dan beriman kepada Tuhan, dan dengan setia menantikan Dia, Tuhan pasti akan menolong kita tepat pada waktunya. Pemazmur dengan yakin berkata, “Ya, semua orang yang menantikan Engkau takkan mendapat malu,” (Mzm 25:3). Kita pun harus dengan yakin mengatakannya.