SAUH BAGI JIWA
“Sambil memikul salib-Nya Ia pergi ke luar ke tempat yang bernama Tempat Tengkorak, dalam bahasa Ibrani: Golgota” (Yohanes 19:17)
“Sambil memikul salib-Nya Ia pergi ke luar ke tempat yang bernama Tempat Tengkorak, dalam bahasa Ibrani: Golgota” (Yohanes 19:17)
Pernahkah kita membayangkan situasi menjelang penyaliban Yesus? Sejak Yesus dibawa ke hadapan Pilatus, Yesus telah mengalami banyak penyiksaan. Dan sekarang, dengan luka-luka di sekujur tubuh-Nya, Yesus masih harus memikul kayu salib yang berat.
Pernahkah kita membayangkan rasa sakit yang harus ditanggung oleh Tuhan Yesus? Bukan hanya penderitaan secara jasmani, tetapi terlebih lagi secara batin. Yesus sama sekali tidak bersalah, tetapi Ia harus menerima penghinaan dan fitnah yang luar biasa, bahkan dari bangsa-Nya sendiri. Orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat menghendaki Yesus disalib, meskipun Pilatus tidak mendapati kesalahan yang telah dilakukan-Nya. “Lalu Pilatus berkata kepada mereka: ‘Tetapi kejahatan apakah yang telah dilakukan-Nya?’ Namun mereka makin keras berteriak: ‘Salibkanlah Dia!’” (Mrk 15:14). Tidak dapat terkatakan betapa hancurnya hati Yesus saat itu. Sungguh suatu penderitaan yang berat!
Sebagai pengikut Tuhan, kita pun tidak lepas dari salib yang harus kita pikul. Yesus pernah berkata, “Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku.” (Luk 9:23). Salib dapat berupa sakit-penyakit, kemiskinan, beban berat dalam kehidupan dan sebagainya. Walaupun salib setiap orang tidak sama, siapa pun pasti merasa menderita ketika memikul salib itu. Ketika kita sedang memikul salib dan merasa tidak sanggup lagi, ingatlah kepada Yesus yang dulu pernah memikul salib. Seberat apa pun salib yang kita pikul, itu tidak akan pernah seberat salib Yesus.
Penatua Yakobus juga menasihatkan semua orang percaya untuk bersabar dalam penderitaan. “Karena itu, saudara-saudara, bersabarlah sampai kepada kedatangan Tuhan! Sesungguhnya petani menantikan hasil yang berharga dari tanahnya dan ia sabar sampai telah turun hujan musim gugur dan hujan musim semi. Kamu juga harus bersabar dan harus meneguhkan hatimu, karena kedatangan Tuhan sudah dekat!” (Yak 5:7-8)
Ingatlah pada mahkota yang akan kita terima setelah tugas kita untuk memikul salib itu selesai, sama seperti Yesus telah menerima kemuliaan dari Bapa. Salib juga membuat kita merindukan surga. Jika kita hidup di dunia tanpa memikul salib, tanpa kesusahan dan penderitaan, kita akan lebih mengasihi dunia dan tidak ingin meninggalkannya.
Pikullah salib kita masing-masing dengan sabar. Jika kita setia melakukannya, Tuhan akan menghargai jerih payah kita. “Berbahagialah orang yang bertahan dalam pencobaan, sebab apabila ia sudah tahan uji, ia akan menerima mahkota kehidupan yang dijanjikan Allah kepada barangsiapa yang mengasihi Dia.” (Yak 1:12)