SAUH BAGI JIWA
“Sebab itu, jika engkau mempersembahkan persembahanmu itu di atas mezbah dan engkau teringat akan sesuatu yang ada dalam hati saudaramu terhadap engkau, tinggalkanlah persembahanmu di depan mezbah itu dan pergilah berdamai dahulu dengan saudaramu, lalu kembali untuk mempersembahkan persembahanmu itu.” (Mat 5:23-24)
Bacaan: Kejadian 32:1-21
“Sebab itu, jika engkau mempersembahkan persembahanmu itu di atas mezbah dan engkau teringat akan sesuatu yang ada dalam hati saudaramu terhadap engkau, tinggalkanlah persembahanmu di depan mezbah itu dan pergilah berdamai dahulu dengan saudaramu, lalu kembali untuk mempersembahkan persembahanmu itu.” (Mat 5:23-24)
Bacaan: Kejadian 32:1-21
Tuhan menolong Yakub untuk menyelesaikan permasalahannya dengan Laban secara damai. Kini ia menghadapi masalah yang jauh lebih sulit, yaitu Esau. Ia pernah bersalah kepada Esau. Di akhir cerita dituliskan bahwa kedua bersaudara ini saling bertemu dan menunjukkan kasih sayang yang tak terucapkan. Hal ini sungguh mengharukan.
Kita bisa merenungkan sejenak perjalanan hidup Yakub. Di tengah perjalanan, Tuhan membuat Yakub melihat tentara Allah sehingga ia dapat memahami bahwa Tuhan senantiasa melindunginya. Kesetiaan Tuhan telah menguatkan imannya. Selanjutnya, Yakub mengutus seseorang ke Seir untuk memberitahu Esau bahwa ia telah hidup sebagai orang asing selama dua puluh tahun. Sekarang ia ingin kembali. Sebenarnya, Yakub pergi ke Betel untuk menyembah Tuhan. Yakub berada jauh dari Seir yang merupakan tempat tinggal Esau sehingga sebetulnya ia bisa saja menyingkir diam-diam. Namun, penyertaan Tuhan memberikan Yakub keyakinan untuk berdamai dengan Esau.
Tindakan Yakub ini sesuai dengan pengajaran Tuhan Yesus. “Sebab itu, jika engkau mempersembahkan persembahanmu itu di atas mezbah dan engkau teringat akan sesuatu yang ada dalam hati saudaramu terhadap engkau, tinggalkanlah persembahanmu di depan mezbah itu dan pergilah berdamai dahulu dengan saudaramu, lalu kembali untuk mempersembahkan persembahanmu itu.” (Mat 5:23-24)
Pelayan Yakub pergi ke Seir dan melaporkan bahwa Esau membawa empat ratus orang untuk menemuinya. Mendengar hal itu, Yakub sangat ketakutan. Ia segera mengatur barisannya dan membagi semua orang yang bersamanya serta ternaknya menjadi dua regu. Setelah itu, ia berdoa kepada Tuhan. Ia berkata, “Aku tidak layak atas semua kebaikan dan kesetiaan yang telah Engkau tunjukkan kepada hamba-hambamu. Dulu aku menyeberangi Sungai Yordan hanya dengan tongkatku, tapi sekarang aku telah menjadi dua regu.” (Kej 32:10). Yakub berdoa dengan sungguh-sungguh. Ketika menghadapi masalah, kita harus berani menghadapinya, disertai dengan doa dan memuliakan nama Tuhan yang kudus.
Yakub memilih domba, unta, lembu, dan keledai terbaik dari ternak-ternaknya yang berjumlah 580 ekor. Ia membaginya menjadi beberapa regu untuk diberikan kepada Esau sebagai hadiah. Yakub rela melakukan apa pun untuk berdamai dengan saudaranya, bahkan dengan pengorbanan yang sangat besar. Jika setiap orang tidak terlalu perhitungan dengan harga diri dan harta yang dimilikinya, menghormati Tuhan dan mengejar kedamaian di dalam Kristus, rumah Tuhan akan penuh dengan berkat dan sukacita.