SAUH BAGI JIWA
“Dan mengenai mereka yang dianggap terpandang itu – bagaimana kedudukan mereka dahulu, itu tidak penting bagiku, sebab Allah tidak memandang muka – bagaimanapun juga, mereka yang terpandang itu tidak memaksakan sesuatu yang lain kepadaku.” (Galatia 2:6)
Bacaan: Kejadian 29:15-35
“Dan mengenai mereka yang dianggap terpandang itu – bagaimana kedudukan mereka dahulu, itu tidak penting bagiku, sebab Allah tidak memandang muka – bagaimanapun juga, mereka yang terpandang itu tidak memaksakan sesuatu yang lain kepadaku.” (Galatia 2:6)
Bacaan: Kejadian 29:15-35
Yakub tinggal bersama pamannya Laban selama sebulan. Lalu Laban berkata kepadanya, “Masakan karena engkau adalah sanak saudaraku, engkau bekerja padaku dengan cuma-cuma? Katakanlah kepadaku apa yang patut menjadi upahmu.” (Kej 29:15). Yakub yang jatuh hati pada Rahel, putri bungsu Laban, mengatakan bahwa ia bersedia bekerja selama tujuh tahun demi memperoleh Rahel sebagai istrinya. Besarnya cinta Yakub kepada Rahel membuatnya merasa tujuh tahun hanya seperti beberapa hari saja.
Setelah bekerja selama tujuh tahun, Yakub minta dinikahkan dengan Rahel (Kej 29:31). Kedua insan ini saling mencintai. Namun, mereka tetap menjaga kekudusan hingga hari pernikahan mereka tiba. Ini merupakan teladan yang sangat baik. Di balik cinta yang mendalam seharusnya juga terkandung sikap saling menghormati satu sama lain di dalam Tuhan, menjaga kekudusan hingga saatnya memasuki mahligai pernikahan. Jika kita memegang prinsip ini, Tuhan akan memberkati kita.
Laban dengan senang hati segera menyetujui permintaan Yakub dan mengadakan perjamuan. Tetapi, Laban menipu Yakub dengan memberikan Lea, kakak perempuan Rahel menjadi istri Yakub. Apa pun alasan yang diberikan Laban, jelas ia berbuat licik dan ingin menjebak Yakub untuk bekerja lagi baginya selama tujuh tahun. Kali ini, Yakub benar-benar bertemu lawan yang sepadan. Tetapi karena cintanya kepada Rahel, dia mau melayani Laban selama tujuh tahun lagi. Akhirnya, Yakub menikahi dua orang perempuan.
Yakub lebih mencintai Rahel, yang memang berparas lebih cantik, daripada Lea. Melihat Lea tidak dicintai, Tuhan membuatnya mempunyai keturunan, sedangkan Rahel mandul. Dalam tradisi orang Yahudi, perempuan yang menjadi seorang ibu memiliki derajat lebih tinggi daripada mereka yang tidak bisa melahirkan anak. Lea melahirkan empat orang anak laki-laki berturut-turut. Dari nama yang diberikan Lea kepada anak-anaknya, kita dapat melihat isi hatinya yang juga mencintai Yakub sehingga ia bersedia untuk menuruti siasat ayahnya dan menipu Yakub.
Lea tidak dicintai Yakub karena matanya tidak memiliki pesona yang membuat laki-laki mudah menyukainya. Tetapi, Tuhan tidak melihat penampilan luar. Dalam rencana keselamatan Tuhan, Lea menempati posisi yang sangat penting karena suku Lewi yang memegang jabatan imam dan suku Yehuda yang menurunkan raja-raja lahir dari dirinya.
Di zaman sekarang, kita tidak boleh lagi berpoligami seperti Yakub. Tuhan menghendaki pernikahan yang bersifat monogami. Prinsip Tuhan mengenai pernikahan tidak pernah berubah. Pernikahan seharusnya tidak didasarkan hanya pada rasa suka terhadap penampilan luar seseorang. Memiliki istri yang cantik bukan berkat Tuhan yang utama yang harus dikejar. Namun, campur tangan Tuhan di dalam memilih pasangan hidup dan proses bagaimana sepasang insan dipersatukan oleh Tuhan merupakan hal yang terutama di dalam membentuk sebuah keluarga.