SAUH BAGI JIWA
“Maka bermimpilah ia, di bumi ada didirikan sebuah tangga yang ujungnya sampai di langit, dan tampaklah malaikat-malaikat Allah turun naik di tangga itu. Berdirilah Tuhan di sampingnya dan berfirman: “Akulah Tuhan, Allah Abraham, nenekmu, dan Allah Ishak; tanah tempat engkau berbaring ini akan Kuberikan kepadamu dan keturunanmu.” (Kejadian 28:12-13)
Bacaan: Kejadian 28:1-2
“Maka bermimpilah ia, di bumi ada didirikan sebuah tangga yang ujungnya sampai di langit, dan tampaklah malaikat-malaikat Allah turun naik di tangga itu. Berdirilah Tuhan di sampingnya dan berfirman: “Akulah Tuhan, Allah Abraham, nenekmu, dan Allah Ishak; tanah tempat engkau berbaring ini akan Kuberikan kepadamu dan keturunanmu.” (Kejadian 28:12-13)
Bacaan: Kejadian 28:1-2
Ishak menerima usul Ribka. Ia memanggil Yakub serta memberkatinya. Ia juga berpesan kepada Yakub agar tidak memperisteri perempuan Kanaan. Prinsip tersebut merupakan pengalaman pribadi Ishak. Ishak menegaskan agar Yakub pergi ke Padan-Aram untuk memperistri seorang perempuan dari rumah pamannya. Pada hari ini, kita pun harus memegang teguh prinsip pernikahan seiman sebagai dasar untuk membangun keluarga Kristen.
Esau melihat dan mendengar berkat dan pesan ayahnya kepada Yakub. Ia ingin menyenangkan ayahnya dengan menikahi seorang perempuan lagi dari keturunan Ismael. Walaupun sepertinya istri keduanya ini lebih baik daripada istri pertamanya yang merupakan perempuan Kanaan, secara rohani keduanya tetap melambangkan sifat keduniawian. Tindakannya Esau itu masih tidak bisa menyenangkan Allah dan ayahnya.
Yakub mendengarkan perkataan ayah dan ibunya. Ia pergi ke Padan-Aram. Di tengah perjalanan, saat matahari terbenam, Yakub tiba di suatu tempat sehingga ia bermalam di sana. Dia mengambil sebuah batu untuk dijadikan bantal kepala, lalu tertidur. Tengah malam, ia bermimpi melihat sebuah tangga dan Allah menyatakan diri kepadanya. Saat itu Yakub merasa sangat lelah, kesepian, ketakutan dan tanpa pertolongan. Ketika Allah menyatakan diri, ia merasa terhibur. Meskipun Yakub itu licik dan tidak layak menerima kasih Allah, kehendak Allah melampaui segalanya. Allah menjanjikan tanah, warisan, keturunan dan kekuatan bagi Yakub serta memberikan dorongan yang sangat besar kepadanya. Hari ini, Allah juga menjanjikan berkat-berkat rohani kepada kita. Bagaimana mungkin kita tidak bersyukur dan berusaha untuk lebih mengasihi-Nya?
Allah menguatkan Yakub untuk menghadapi segala masalah yang akan terjadi. Allah melindungi dan tidak meninggalkannya ke mana pun ia pergi. Kasih Allah sungguh agung dan ajaib. Ketika Yakub bangun dari tidur, ia terkesan dengan penglihatan tersebut. Seumur hidupnya mungkin ini pertama kalinya Yakub mengalami kehadiran Allah. Yakub peka dan segera merespon panggilan Allah. Itulah sebabnya ia memperoleh berkat Allah.
Ada orang yang berlambat-lambat merespon panggilan Allah. Dengan hati yang takut dan hormat kepada Allah, Yakub mendirikan sebuah tugu dan menuangkan minyak ke atasnya, serta bernazar kepada Allah. Di satu sisi, Yakub memohon penyertaan dan perlindungan Allah. Di sisi lain, ia bersedia melayani dan memberikan perpuluhan kepada Allah. Kiranya setiap orang yang telah merasakan anugerah Allah dapat bertekad menjadikan Allah sebagai Allahnya.