SAUH BAGI JIWA
“Jikalau Tuhan berkenan kepada jalan seseorang, maka musuh orang itu pun didamaikan-Nya dengan dia.” (Amsal 16:7)
Bacaan: Kejadian 26:1-35
“Jikalau Tuhan berkenan kepada jalan seseorang, maka musuh orang itu pun didamaikan-Nya dengan dia.” (Amsal 16:7)
Bacaan: Kejadian 26:1-35
Di tanah Kanaan, Ishak mengalami kelaparan. Ishak memiliki pemikiran yang sama dengan ayahnya untuk pergi mengungsi ke Mesir. Namun, saat ia tiba di Gerar, di tanah orang Filistin, Allah menampakkan diri dan menyuruhnya untuk tidak pergi ke Mesir. Ishak harus tinggal di negeri yang telah ditunjukkan Allah. Allah juga berjanji untuk menyertai, menjaga dan meneguhkan janji antara Dia dengan ayahnya Abraham. Ishak menaati perintah Allah untuk tidak pergi ke Mesir dan tetap tinggal di negeri di mana Allah telah menempatkan dia.
Ishak menerima janji Allah (Kej 26:4). Meskipun Allah membuat perjanjian dengan Abraham, ayahnya, Ishak juga menerima berkat dari Allah secara langsung. Setiap generasi harus memiliki pengalamannya sendiri, membangun perjanjian dan komunikasi yang akrab dengan Allah.
Ishak memperoleh perlindungan Allah. Ishak juga memiliki kelemahan seperti ayahnya. Karena kecantikan Ribka, Ishak tidak berani mengakui bahwa Ribka adalah istrinya dan mengatakan bahwa ia adalah adiknya. Namun, atas perlindungan Allah, hal buruk tidak menimpa Ishak. Di dalam masyarakat yang penuh dengan dosa dan kekacauan, kita harus mempertahankan iman dan percaya sepenuhnya pada penyertaan Allah.
Ishak mendapatkan hasil seratus kali lipat. Saat itu sering terjadi kelaparan. Namun, karena Ishak taat pada perintah Allah, Allah membuatnya memperoleh hasil seratus kali lipat. Ishak terus berkembang, semakin makmur dan menjadi orang yang sangat kaya. Meskipun menghadapi situasi yang sulit, kita harus tetap taat pada kehendak Allah. Jika demikian, kita akan merasakan kelimpahan kasih karunia Allah dalam hidup kita.
Karena berkat Allah, Ishak menjadi orang yang sangat kaya. Orang Filistin di negeri itu cemburu kepadanya sehingga merebut sumur yang digalinya. Bagi Ishak, ini adalah pukulan besar karena pemberian ayahnya yang seharusnya ia terima direbut oleh orang lain. Walaupun demikian, Ishak tidak membalas atau melawan. Dia tetap sabar sehingga Allah memimpinnya dan membuatnya dapat menemukan sumur lain. Pada akhirnya, ia menggali sumur dan gembala-gembala tersebut tidak lagi datang merebut. Ishak lalu memberi nama sumur itu “Rehobot”, yang artinya Allah memberi kelonggaran kepada mereka. Allah bahkan membuat beberapa gembala datang memohon kepada Ishak. Ia pun dengan hati lapang mau berdamai dengan mereka.
Kesabaran Ishak dan sifatnya yang suka berdamai patut kita contoh. Di awal sepertinya Ishak mengalami kerugian. Namun, Allah yang Maha Kuasa sanggup membukakan jalan jika kita bersandar dan menjalankan perintah-Nya. Dengan berlaku demikian, kita bahkan bisa membuat orang yang belum percaya di sekeliling kita untuk mengenal Allah. Kesabaran dan cinta damai juga akan membuat gereja bersatu hati dalam menyelesaikan berbagai pekerjaan kudus.