SAUH BAGI JIWA
“Jawab Tuhan: ”Jadi, siapakah pengurus rumah yang setia dan bijaksana yang akan diangkat oleh tuannya menjadi kepala atas semua hambanya untuk memberikan makanan kepada mereka pada waktunya? Berbahagialah hamba, yang didapati tuannya melakukan tugasnya itu, ketika tuannya itu datang. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya tuannya itu akan mengangkat dia menjadi pengawas segala miliknya.“” (Lukas 12:42-44)
Bacaan: Kejadian 24:32-67
“Jawab Tuhan: ”Jadi, siapakah pengurus rumah yang setia dan bijaksana yang akan diangkat oleh tuannya menjadi kepala atas semua hambanya untuk memberikan makanan kepada mereka pada waktunya? Berbahagialah hamba, yang didapati tuannya melakukan tugasnya itu, ketika tuannya itu datang. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya tuannya itu akan mengangkat dia menjadi pengawas segala miliknya.“” (Lukas 12:42-44)
Bacaan: Kejadian 24:32-67
Hamba tua Abraham yang menjadi perantara perjodohan pernikahan Ishak disebut sebagai orang yang setia. Mengapa? Hamba tua, kemungkinan besar adalah Eliezer, sebetulnya adalah orang yang ditetapkan untuk menerima milik pusaka Abraham karena Abraham tidak memiliki keturunan. Namun, ternyata Abraham memperoleh anak. Sekarang, ia memerintahkan Eliezer untuk mencarikan perempuan yang cocok menjadi istri bagi Ishak, sang tuan muda.
Eliezer menjalankan tugasnya dengan baik. Hal ini menunjukkan bahwa ia sama sekali tidak menginginkan milik pusaka yang sebelumnya sangat mungkin akan diberikan kepadanya. Sebagai manusia, Eliezer bisa saja kecewa atas kelahiran Ishak dan menolak tugas dari tuannya itu. Namun, ia dengan sepenuh hati menyelesaikan tugasnya sebagai bentuk pernyataan kesetiaannya kepada Abraham.
Ada beberapa teladan yang bisa kita petik dari Eliezer. Pertama, ia adalah seorang yang berpengalaman. Saat menerima perintah tuannya, ia bertanya dengan jelas maksud dari tuannya, baru setelah itu pergi melakukan pekerjaannya. Dalam hal ini, ia memohon kepada Allah sehingga ia dapat memilih pasangan yang tepat bagi Ishak (Kej 24:14).
Kedua, Eliezer adalah orang yang saleh dan beriman. Ia tidak mengandalkan kekuatan dan kepintarannya sendiri untuk menyelesaikan pekerjaan itu, tetapi dengan saleh memohon kepada Allah. Dia menunggu dan dengan teliti mengikuti petunjuk Allah (Kej 24:21).
Ketiga, Eliezer bekerja dengan rajin dan cekatan dalam melakukan pekerjaannya. Segera setelah tuannya memberikan perintah, ia segera pergi melakukannya. Kemudian, setelah memahami petunjuk Allah, ia langsung bergegas membawa perempuan yang terpilih itu pulang. Ia tidak menunda-nunda untuk menyelesaikan tugasnya, walaupun harus menempuh perjalanan jauh dan melelahkan.
Keempat, Eliezer adalah orang yang rendah hati. Dia menjelaskan maksud kedatangannya kepada Laban dan memberitahukan keadaan tuannya. Setelah selesai menyampaikan pesan kepada Laban, ia bersyukur dan memuji Allah (Kej 24:26,52).
Teladan lain juga bisa kita pelajari dari Ishak. Pertama, Ishak adalah anak yang taat. Ketika Eliezer membawa Ribka dan menjelaskan seluruh prosesnya kepada Ishak, Ishak menerima pilihan itu (Kej 24:66-67). Dia taat kepada ayahnya dan pengaturan Allah. Sebagai orang muda, ia menyerahkan perihal pernikahannya kepada Allah.
Kedua, Ishak mau menerima Ribka (Kej 24:67). Karena itu, Ishak mendapat penghiburan dari istrinya. Inilah dasar dari pernikahan, yaitu kedua pihak saling mengasihi, menolong, menasihati, menghibur dan bersama-sama membangun keluarga.