SAUH BAGI JIWA
“Sama seperti Sara taat kepada Abraham dan menamai dia tuannya. Dan kamu adalah anak-anaknya, jika kamu berbuat baik dan tidak takut ancaman.” (1 Petrus 3:6)
Bacaan: Kejadian 23:1-20
“Sama seperti Sara taat kepada Abraham dan menamai dia tuannya. Dan kamu adalah anak-anaknya, jika kamu berbuat baik dan tidak takut ancaman.” (1 Petrus 3:6)
Bacaan: Kejadian 23:1-20
Ketika Sara dipanggil Tuhan, Alkitab secara khusus menuliskan tentang kematian dan penguburannya. Ini bisa dikatakan sebagai penghormatan istimewa terhadap Sara sebagai ibu dari banyak bangsa. Alkitab seringkali hanya mencatat umur seorang laki-laki. Namun, umur Sara secara jelas dicatat, yaitu 127 tahun. Hidup manusia adalah kasih karunia dan anugerah Tuhan. Manusia harus menggunakan waktu dengan baik agar hidup mereka bermakna. Tidak peduli berapa lama kita hidup, kita harus berusaha menyenangkan Tuhan dan berguna bagi sesama manusia sehingga kita tidak menyia-nyiakan hidup ini.
Dalam kitab Kejadian diceritakan bahwa Sara meninggalkan kampung halamannya dan mengikuti suaminya, Abraham. Bagi seorang istri, hal ini sangat tidak mudah. Tanpa lelah, Sara menjalani kehidupan berpindah-pindah di Kanaan, berharap memperoleh Kanaan sebagai tempat kediamannya. Sampai matinya, ia tidak memiliki sebidang tanah yang menjadi miliknya. Bahkan, kuburannya baru dapat dibeli karena belas kasihan orang lain yang mau menjual tanah tersebut kepada Abraham.
Sara tidak kecewa dan menyalahkan Tuhan atas jalan hidupnya. Karena itu, ia diperhitungkan sebagai salah satu tokoh iman. Sara beriman pada janji Allah tentang keturunannya yang banyaknya akan seperti bintang di langit dan pasir di tepi laut. Namun, hal yang terutama adalah imannya yang menantikan kampung halaman yang lebih indah, mengakui bahwa ia adalah orang asing di dunia. Iman seperti inilah yang seharusnya senantiasa kita kejar.
Sara pernah dua kali ingin diperistri oleh raja asing. Ia adalah perempuan yang cantik. Namun, Alkitab tidak menyebut kecantikannya saat mengingat Sara dan hanya mengacu pada ketaatannya (1Ptr 3:6). Hal yang akan diingat dari kehidupan seseorang bukanlah penampilan fisiknya, tetapi buah-buah roh yang dihasilkan selama ia hidup. Orang Kristen seharusnya berusaha berusaha untuk meninggalkan warisan rohani, jika mereka ingin kelak diingat oleh generasi penerus.
Saat Sara mati, Abraham menangisi istrinya. Dari sini kita mengetahui bahwa Abraham sangat mengasihi Sara. Kemudian, Abraham mencari tanah kuburan untuk Sara. Meskipun penduduk setempat menghormatinya dan bersedia memberikan sebidang tanah secara gratis, tetapi Abraham bersikeras membayar sesuai harga yang ditetapkan dan menyelesaikan transaksi jual-beli itu dengan baik. Seperti halnya Abraham, kita juga harus bertindak sesuai aturan ketika berurusan dengan orang lain. Kita tidak boleh memanfaatkan kebaikan orang lain, tetapi harus membalas kebaikan orang lain dengan kerendahan hati agar tidak kehilangan status berharga kita sebagai orang Kristen.