SAUH BAGI JIWA
Berkatalah Sara: “Allah telah membuat aku tertawa; setiap orang yang mendengarnya akan tertawa karena aku.” (Kejadian 21:6)
Bacaan: Kejadian 21:1-34
Berkatalah Sara: “Allah telah membuat aku tertawa; setiap orang yang mendengarnya akan tertawa karena aku.” (Kejadian 21:6)
Bacaan: Kejadian 21:1-34
Firman Tuhan tidak pernah gagal. Begitu saatnya tiba, Sara mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki seperti yang dijanjikan Allah. Abraham menamainya Ishak. Sebelumnya, saat Sara mendengar janji Tuhan, ia diam-diam tertawa (Kej 18:12). Sekarang, ia benar-benar tertawa bahagia. Dia berkata bahwa Tuhan telah membuatnya tertawa dan setiap orang yang mendengarnya akan tertawa bahagia bersamanya. Peristiwa ini menunjukkan kuasa Tuhan dan membuktikan bahwa Ishak lahir dari janji (Gal 4:23). Ishak yang dilahirkan dari janji Allah dan bukan semata-mata dari daging dan darah menjadi lambang bagi kita sebagai orang-orang yang telah dipilih oleh Tuhan (Gal 4:28).
Setelah Ishak bertambah besar, suatu saat Sara melihat Ismael sedang bermain dengan Ishak. Namun, dalam bahasa Ibrani, kalimat tersebut dapat diterjemahkan sebagai “Ismael sedang mempermainkan atau menjadikan Ishak sebagai candaan.” Itulah sebabnya Sara meminta Abraham untuk mengusir Hagar dan Ismael, anaknya. Abraham menghadapi dilema karena mereka juga adalah istri dan anaknya. Namun, Tuhan memberitahu Abraham agar tidak bersedih tentang perkara ini. Tuhan menghendaki agar ia melakukan apa yang dikatakan oleh Sara.
Peristiwa ini juga memiliki arti rohani. Paulus berkata bahwa apa yang diperanakkan menurut daging akan menganiaya yang diperanakkan menurut Roh (Gal 4:29). Karena itu, ia harus diusir keluar. Sifat kedagingan sering mempengaruhi, bahkan menekan dan merusak kerohanian manusia. Kedagingan harus dihilangkan agar kita bisa bertumbuh secara rohani. Gereja harus menghilangkan praktik-praktik yang didasari oleh pemikiran yang bersifat kedagingan. Kita harus dengan sepenuh hati mengandalkan Roh Kudus sehingga dapat melakukan pekerjaan Tuhan.
Ketika Abraham hendak mengusir Hagar dan putranya pergi, ia memberikan sebuah kantong kulit berisi air dan roti. Hagar berjalan sampai ke padang gurun, namun ia tersesat. Tidak lama kemudian air di kantong kulit itu pun habis sehingga ia merasa tidak berdaya dan menangis dengan keras. Tuhan mendengar tangisan Hagar dan menaruh belas kasihan. Tuhan membuat matanya terang sehingga ia melihat sebuah sumur untuk memuaskan dahaganya. Tuhan juga memberkati Ismael dan membuatnya tumbuh dewasa. Ketika air di kantong kulit akhirnya habis, kita harus mengandalkan Tuhan yang sanggup memberikan air hidup sehingga kita tidak menjadi haus lagi di dalam kerohanian kita.
Mengapa Sara berkata bahwa Allah membuatnya tertawa dan orang yang mendengarnya akan tertawa juga? Di satu sisi, Sara dan orang lain tertawa karena memiliki anak di saat mati haid adalah hal yang tidak mungkin terjadi. Di sisi lain, Sara dan orang lain tertawa karena kebahagiaan yang dirasakan ketika menyaksikan dan mendengar kabar kuasa Allah yang sanggup membuat hal yang mustahil menjadi nyata. Kiranya peristiwa yang dialami Sara dapat menjadi teladan bagi kita perihal pertolongan Allah, terutama di saat kita sedang menghadapi tantangan yang dalam pemikiran manusia mustahil untuk dapat diselesaikan.