SAUH BAGI JIWA
“Emas dan perak tidak ada padaku, tetapi apa yang kupunyai, kuberikan kepadamu: Demi nama Yesus Kristus, orang Nazaret itu, berjalanlah!”—Kisah Para Rasul 3:6
“Emas dan perak tidak ada padaku, tetapi apa yang kupunyai, kuberikan kepadamu: Demi nama Yesus Kristus, orang Nazaret itu, berjalanlah!”—Kisah Para Rasul 3:6
Sebagai makhluk sosial yang hidup bersama-sama dengan orang lain, tentunya kita pernah menolong dan juga pernah ditolong. Ketika orang lain berkekurangan, kita akan menolong dengan memberikan sedikit dari apa yang kita miliki. Ketika orang lain sedang mengalami sakit-penyakit, kita akan menolong mereka dengan mendoakan dan memberikan apa yang bisa kita berikan. Ketika orang lain bersedih hati, kita akan menolong dengan memberikan waktu kita untuk menghibur mereka. Demikian juga sebaliknya, ketika kita dalam masalah dan kesulitan, orang lain yang akan menolong kita.
Di Alkitab, ada sebuah kisah yang menggambarkan sebuah pertolongan, tetapi pertolongan ini bukanlah pertolongan biasa. Ada berbagai bentuk pertolongan yang dapat kita berikan dan dapat kita terima, namun pertolongan dalam kisah ini adalah pertolongan yang terbaik. Kisah Para Rasul 3:1-8 menceritakan sebuah kisah mengenai Petrus menyembuhkan orang lumpuh. Ketika Petrus dan Yohanes akan pergi ke Bait Allah untuk berdoa, ada seorang lumpuh yang meminta sedekah di depan pintu gerbang Bait Allah. Melihat orang lumpuh ini, Petrus dan Yohanes tidak mengabaikannya. Mereka menolongnya. Orang lumpuh ini berharap mendapatkan pertolongan berupa sedekah. Akan tetapi, Petrus memberikan pertolongan yang jauh lebih berharga daripada sedekah, yaitu kesembuhan dengan kuasa Tuhan.
Tidak hanya itu, Petrus juga menolong jiwanya dengan memperkenalkan nama Tuhan dan memperkenalkan kasih serta kuasa-Nya kepada orang lumpuh ini. Hal ini bisa kita lihat dari perkataan Petrus saat menyembuhkan orang lumpuh “Demi nama Yesus Kristus, orang Nazaret itu, berjalanlah!” Itulah pertolongan terbaik yang diberikan Petrus kepada orang lumpuh ini. Bukan sedekah, melainkan kesembuhan dan keselamatan. Dan di akhir kisah ini, kita bisa melihat bagaimana orang lumpuh ini mengikuti Petrus dan Yohanes ke dalam Bait Allah dan memuji-muji Tuhan. Sungguh hal yang sangat indah, bukan? Kita dapat melihat seseorang menjadi mengenal Tuhan dan memuji nama-Nya.
Pada hari ini, pertolongan terbaik yang dapat kita berikan kepada orang-orang yang belum mengenal Tuhan bukanlah emas dan perak, bukanlah harta kekayaan, tetapi memperkenalkan nama Tuhan. Emas dan perak memang sebuah pertolongan yang berharga, tetapi memperkenalkan Tuhan dan kasih-Nya kepada orang lain sehingga mereka bisa menjadi percaya adalah pertolongan yang jauh lebih berharga. Oleh sebab itu, hari ini marilah kita merenungkan: Sudahkah kita memberikan pertolongan terbaik ini? Sudahkah kita memperkenalkan kasih Tuhan kepada orang yang belum mengenal-Nya? Sudahkah kita membawa jiwa bagi Tuhan? Biarlah kiranya kita dapat terus mendorong diri kita dan berusaha memberikan pertolongan terbaik ini. Amin.