SAUH BAGI JIWA
“Karena akan datang waktunya, orang tidak dapat lagi menerima ajaran sehat, tetapi mereka akan mengumpulkan guru-guru menurut kehendaknya untuk memuaskan keinginan telinganya.”—2 Timotius 4:3
“Karena akan datang waktunya, orang tidak dapat lagi menerima ajaran sehat, tetapi mereka akan mengumpulkan guru-guru menurut kehendaknya untuk memuaskan keinginan telinganya.”—2 Timotius 4:3
Anda tahu buah ceremai? Buah ini tumbuh liar dan banyak berbuah pada musimnya. Bila sudah matang, buah ini akan berwarna kekuningan, dengan tekstur yang keras dan rasa yang asam kesat. Meskipun kaya manfaat karena mengandung banyak vitamin dan antioksidan, buah ini jarang sekali dikonsumsi secara langsung. Rasanya yang asam dan kesat menyebabkan buah ini seringkali diolah menjadi manisan. Diperlukan banyak garam dan gula dalam proses pembuatan manisan. Buah ini dimemarkan dan diaduk bersama garam untuk membuang rasa kesat dan asamnya, kemudian direbus bersama rendaman gula dan dikeringkan. Proses ini tentu akan menghilangkan banyak vitamin dan manfaat awal dari buah ceremai ini.
Kebanyakan orang lebih menyukai makanan yang enak dan manis, meskipun berpotensi membahayakan kesehatan. Demikian pula dengan makanan rohani. Kita seringkali lebih menyukai makanan rohani yang bersifat manis, lunak dan menyegarkan. Namun, makanan rohani yang bersumber dari kebenaran firman Tuhan tidaklah selalu manis dan menyenangkan. Firman Tuhan tidak selalu berbicara mengenai berkat jasmani dan kenikmatan hidup. Sebaliknya, kebenaran Tuhan juga berisi perintah Tuhan yang harus kita jalankan tanpa tawar menawar.
Saat menemukan firman Tuhan yang keras dan sulit kita lakukan, bagaimana sikap kita? Mungkin ada yang berusaha menghindarinya, bahkan pergi ke tempat lain yang menawarkan firman yang lezat dan manis didengar. Firman Tuhan yang terasa sulit dikompromikan atau bahkan diubah sesuai dengan keinginan dan kenyamanan manusia.
Jika demikian, kita akan terus mengikuti keinginan diri sendiri dan berfokus pada hal yang menyenangkan saja. Mata kita hanya tertuju pada pemenuhan kebutuhan jasmani yang bersifat sementara dan mengabaikan perintah Tuhan. Pada saat doa kita tidak dikabulkan Tuhan maka kita menjadi kecewa.
Tuhan tidak pernah berjanji bahwa semua doa dan keinginan kita akan selalu terwujud. Tuhan pun tidak pernah menjanjikan hidup yang selalu manis dan menyenangkan. Namun, Tuhan berjanji akan menyertai kita setiap saat melalui Roh Kudus sehingga kita dapat membedakan mana yang benar dan sesuai dengan kehendak-Nya. Kita pun mulai mampu mencerna makanan keras dan belajar taat menjalankan perintah-Nya tanpa kompromi hingga akhirnya menghasilkan buah yang baik.
Ketika kita disertai Roh Kudus maka kita dapat menghasilkan buah-buah roh. Orang lain dapat melihat bahwa kita adalah anak-anak Allah yang sejati. Meskipun melalui berbagai macam pencobaan, anak-anak Allah tetap memiliki kasih, sukacita, dan damai sejahtera, tetap sabar dalam menghadapi tekanan hidup. Mereka memiliki kebaikan dan kemurahan hati meskipun dalam keterbatasan, taat berada di jalan kebenaran dan setia menjalankan perintah-Nya. Mereka menghadapi segala keadaan dengan kelemahlembutan serta mampu menguasai diri sedemikian rupa sehingga terang Allah bercahaya di dalam kehidupan mereka.
Marilah kita memohon penyertaan Roh Kudus dan menghasilkan buah roh sehingga kita dapat berkenan kepada Tuhan dan tidak tersesat di dunia yang sarat dengan tipu daya.