SAUH BAGI JIWA
“Jalan orang fasik adalah kekejian bagi Tuhan, tetapi siapa mengejar kebenaran, dikasihi-Nya.”—Amsal 15:9
“Jalan orang fasik adalah kekejian bagi Tuhan, tetapi siapa mengejar kebenaran, dikasihi-Nya.”—Amsal 15:9
Siapakah orang fasik itu? Orang fasik adalah orang yang tidak percaya adanya Allah. Dengan batang hidungnya menghadap ke atas, orang fasik berkata: “Allah tidak akan menuntut! Tidak ada Allah!” Menurut catatan pemazmur, itulah yang ada di dalam pikirannya. Karena tidak percaya adanya Allah maka mereka tidak takut kepada-Nya. “Dosa bertutur di lubuk hati orang fasik; rasa takut kepada Allah tidak ada pada orang itu.” (Mzm 36:2)
Lalu siapakah yang disebut orang benar? Mengacu pada contoh Ayub dan Nuh yang disebut sebagai orang benar, kita dapat mengetahui bahwa ciri-ciri orang benar adalah orang yang saleh, jujur, takut akan Allah, tidak bercela, hidup bergaul dengan Allah dan menjauhi kejahatan.
Di dalam Alkitab banyak sekali ayat yang menyebutkan perbedaan besar antara orang benar dan orang fasik. Dapat disimpulkan bahwa pada akhirnya orang benar akan menerima sesuatu yang baik, sedangkan orang fasik akan menerima sesuatu yang buruk. Rasul Paulus pernah mengingatkan, “Jangan sesat! Allah tidak membiarkan diri-Nya dipermainkan. Karena apa yang ditabur orang, itu juga yang akan dituainya.” (Gal 6:7). Kemudian, Nabi Maleakhi juga menyebutkan hal yang senada, “Maka kamu akan melihat kembali perbedaan antara orang benar dan orang fasik, antara orang yang beribadah kepada Allah dan orang yang tidak beribadah kepada-Nya.” (Mal 3:18). Orang fasik yang menganggap bahwa beribadah kepada Allah merupakan kesia-siaan dan berlaku kurang ajar terhadap-Nya akan menerima ganjaran dari Allah. “Kegelapan semata-mata tersedia bagi dia, api yang tidak ditiup memakan dia dan menghabiskan apa yang tersisa dalam kemahnya. Langit menyingkapkan kesalahannya, dan bumi bangkit melawan dia. Hasil usahanya yang ada di rumahnya diangkut, semuanya habis pada hari murka-Nya,” demikian penulis kitab Ayub menambahkan (Ayb 20:26-28).
Sementara jalan orang benar itu seperti cahaya fajar yang kian bertambah terang sampai rembang tengah hari. Apabila orang-orang benar itu berseru-seru maka TUHAN mendengar dan melepaskan mereka dari segala kesesakannya. Nabi Maleakhi menegaskan, “Mereka akan menjadi milik kesayangan-Ku sendiri, firman TUHAN semesta alam, pada hari yang Kusiapkan. Aku akan mengasihani mereka sama seperti seseorang menyayangi anaknya yang melayani dia” (Mal 3:17).
Kita sudah melihat akhir hidup orang benar dan orang fasik. Pilihan ada di tangan kita. Jika kita mau menjadi orang yang benar di mata Tuhan maka kita dapat mulai dari sekarang. Belajarlah untuk senantiasa taat dan takut akan Tuhan. Jadilah orang yang saleh dan jujur, suka mendekat kepada Tuhan, takut akan Dia dan menjauhi kejahatan. Dengan demikian, kita dapat memperoleh berkat yang diperuntukkan bagi orang-orang benar.