SAUH BAGI JIWA
“Maka Ia maju sedikit, lalu sujud dan berdoa, kata-Nya: ‘Ya Bapa-Ku…janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki’“
“Maka Ia maju sedikit, lalu sujud dan berdoa, kata-Nya: ‘Ya Bapa-Ku…janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki’“
Lagu pujian dalam Kidung Rohani yang berjudul “Jadilah Seperti Kehendak-Mu” merupakan salah satu lagu favoritku. Selain memiliki alunan melodi yang lembut nan tegas, lirik lagunya pun begitu menghibur sekaligus memberikan kekuatan.
Kidung pujian ini adalah doa dari seorang pendeta yang bernama Benjamin Schmolck, yang hidup di abad ke-18. Ia mengalami keadaan yang sulit, ia dilarang untuk melayani jemaat dengan cara yang dilakukannya. Meskipun demikian, ia tetap melakukan pelayanannya sambil berdoa dan bernyanyi, agar kehendak Tuhan yang terjadi.
Tidakkah ini mengingatkan kita pada pelayanan Rasul Paulus? Tadinya ia pun adalah seorang Farisi, seorang guru Hukum Taurat. Pertama kali namanya disebut dalam Alkitab adalah ketika ia sedang menyaksikan perajaman seorang Kristen bernama Stefanus.
Kejadian ini terjadi setelah orang-orang Farisi melihat bahwa harapan mereka sudah menjadi kenyataan dan Yesus sudah disalibkan. Tetapi yang tidak mereka ketahui adalah bahwa menyingkirkan Yesus dari Tanah Palestina tidak juga akan menciptakan masyarakat Yahudi sempurna seperti yang mereka impikan. Yang terjadi malah, rencana mereka hancur berantakan karena setelah Yesus mati dan dikuburkan, Ia bangkit dari antara orang mati, tepat seperti yang dikatakan-Nya.
Kemudian setelah Ia kembali ke surga dan Roh Kudus turun ke atas murid-murid-Nya, maka lebih banyak lagi orang yang menjadi percaya. Paulus tidak menyukai apa yang dilihatnya. Dalam semangatnya yang berkobar-kobar, Paulus tampil untuk menyelamatkan bangsanya dari kebodohan mereka. Ketika umat Kristen melarikan diri keluar dari Yerusalem, dia mengejar mereka. Tetapi di tengah perjalanan, tiba-tiba suatu cahaya terang memancar dari langit. Dan dalam sekejap, Paulus rebah di atas tanah. Kemudian ia mendengar suara Tuhan kita memanggilnya.
Hari ini, kidung pujian ini mengingatkan kita bahwa ketika akhirnya Paulus memahami kehendak Allah atas dirinya, dia mempertahankan semangat yang dianugerahkan Allah kepadanya itu, dan menggunakannya untuk tujuan yang baik bagi Tuhan kita. Ia meninggalkan kehidupannya yang bergelimang kekuasaan dan martabat, dan mempersembahkan sisa hidupnya bagi Tuhan kita menjadi rasul.
Meskipun ia hidup berkekurangan, dan harus melewati jam-jam kerja yang panjang dan tak menentu, meskipun ia harus bekerja dengan kondisi yang berbahaya, dan ia pun tidak pernah tahu pasti apakah hari ini tubuhnya akan hangat dan kenyang, ataukah esok hari akan kedinginan dan kelaparan, namun ia tetap memusatkan perhatian pada tujuannya dan tetap bersemangat hingga akhir, sampai pada saat dia dihukum mati oleh pihak penguasa.
Untuk dapat mematuhi kehendak Allah diperlukan semangat pengorbanan yang besar. Firman Tuhan pun menegaskan bahwa dunia akan membenci pengikut Tuhan karena iman mereka kepada Yesus Kristus. Selain itu, Firman Tuhan juga memperingatkan bahwa memperingatkan bahwa jika masa-masa sulit itu tiba, banyak orang-orang percaya akan berpaling dari Tuhan dan meninggalkan Dia demi menyelamatkan nyawa mereka sendiri. Tetapi Firman Tuhan menegaskan bahwa umat yang percaya tetap harus menjaga iman dan Tuhan akan membantu mempertahankan iman itu di masa-masa sulit.
Kiranya lagu kidung pujian ini dapat menguatkan iman kerohanian kita. Ke mana pun kita pergi, akan selalu ada suka dan duka, tawa dan air mata. Tetapi entah apapun yang terjadi, marilah kita bernyanyi dengan hati penuh doa, “Jadilah seperti kehendak-Mu.”