SAUH BAGI JIWA
“Engkau tidak mempunyai kuasa apa pun terhadap Aku, jikalau kuasa itu tidak diberikan kepadamu dari atas…“
“Engkau tidak mempunyai kuasa apa pun terhadap Aku, jikalau kuasa itu tidak diberikan kepadamu dari atas…“
Setelah menjawab pertanyaan Pilatus tentang Kerajaan Allah, Yesus tidak menjawab apa-apa lagi. Pilatus bingung dengan sikap Yesus yang begitu berbeda dari umumnya sikap orang-orang yang datang ke hadapannya untuk diadili, memohon dan mengemis.
“Tidakkah Engkau mau bicara dengan aku? Tidakkah Engkau tahu, bahwa aku berkuasa untuk membebaskan Engkau dan berkuasa juga menyalibkan Engkau?” (Yoh 19:10). Yesus menjawab: “Engkau tidak mempunyai kuasa apa pun terhadap Aku, jikalau kuasa itu tidak diberikan kepadamu dari atas. Sebab itu: dia, yang menyerahkan Aku kepadamu, lebih besar dosanya” (Yoh 19:11).
Pilatus kagum akan luasnya wawasan dan hikmat Yesus. Sifat adilnya menyuruhnya melepaskan Yesus. Akan tetapi, untuk meredakan amarah kerumunan orang-orang di luar, dia menyerah pada ancaman mereka dan kemudian mengesahkan nasib Yesus.
Meskipun yakin bahwa Yesus tidak bersalah, Pilatus tidak benar-benar memahami kata-kata terakhir Yesus. Dia mengira Yesus merujuk pada kekuasaan yang diberikan kepadanya oleh Kaisar, yang memiliki kuasa atas hidup semua orang dalam kerajaannya. Dia tidak menyadari bahwa Yesus merujuk pada Allah, Sang Raja, yang mengijinkan kemalangan menimpa Anak-Nya (Rm 13:1).
Ketika Ia berkata “dia, yang menyerahkan Aku kepadamu, lebih besar dosanya”, Dia menyimpulkan bahwa ketika hukum dunia tidak dapat menghukum kemunafikan mereka, keadilan Tuhan akan melakukannya. Kekuasaan Tuhan melampaui segalanya.
Ketika kita berada dalam kerajaan Allah, tidak ada penderitaan yang dapat menimpa kita tanpa seijin Tuhan. Kita yakin bahwa melalui kehendak-Nya yang baik, kita dapat menanggung apa pun yang kita hadapi. Kehendak-Nya tetap berlaku bahkan dalam masa pencobaan dan kesengsaraan, dan kehendak-Nya juga memberi kita kekuatan untuk bertahan dan menang (1Kor 10:13).
“Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah” (Rm 8:28).
Kerajaan Allah bukanlah dari dunia ini, melainkan rohaniah, mulia, dan kekal. Mereka yang tinggal dalam kerajaan ini akan menikmati kasih karunia Tuhan yang ajaib, tanpa biaya. Kita harus berjuang bagi kerajaan-Nya dengan menggunakan senjata rohani yaitu hikmat dan kebenaran. Hasil akhir peperangan ini ialah iman yang teguh yang dapat mengatasi semua rintangan dalam perjalanan kita memahami Allah.