SAUH BAGI JIWA
Memang “tanpa uang kita tidak dapat membeli apa pun,” tetapi di sisi lain, Firman Tuhan mengatakan bahwa “siapa yang mencintai uang tidak akan puas dengan uang.” Bagaimana kita dapat memahami kedua pernyataan yang sepertinya saling bertentangan ini? Ketika kita dengan sungguh-sungguh menerapkan batasan yang telah diajarkan Tuhan kepada kita, maka kita akan dapat melihat makna dan nilai dari hidup kita yang sesungguhnya.
Ketidak-puasan akan uang sebenarnya lebih menunjukkan kepada satu sikap dimana kita akan selalu merasakan kekurangan dan tidak berkecukupan di dalam kebutuhan hidup kita, seberapa besarpun penghasilan yang kita peroleh. Dari sinilah sikap mencintai akan uang mulai berakar dan membuat kita semakin merasa bahwa hidup dan tubuh kita hanyalah semata digunakan untuk mencari, mengumpulkan dan memuaskan jasmani kita.
Sedangkan kebutuhan akan uang lebih menunjukkan kepada sikap dimana seberapa besar dan kecil penghasilan yang kita peroleh, penyesuaian terhadap kebutuhan hidup yang kita miliki tetap akan dilakukan. Bukan berarti kita bersikap apatis terhadap tindakan berusaha untuk mengumpulkan uang, melainkan sebaliknya, kita melakukan suatu penyesuaian terhadap kebutuhan hidup yang kita ingini dan mimpikan kepada kebutuhan hidup yang seharusnya dan sepatutnya kita jalani. Inilah batasan yang dimaksudkan oleh Firman Tuhan. Batasan antara kepuasan dan kebutuhan akan uang.
Dengan kehidupan saat ini, dimana trend budaya masyarakat adalah mencari kepuasan akan uang dan materi, rasanya sangat sulit untuk menentukan batasan kebutuhan dan kepuasan uang dalam kehidupan kita sehari-hari. Tapi dari sini, justru iman kerohanian kita dididik untuk melihat bahwa pada kenyataannya, uang dan materi sesungguhnya digunakan dalam lingkup hidup dan tubuh secara jasmani. Sedangkan yang Tuhan ajarkan adalah bahwa masih ada hidup dan tubuh rohani yang tidak dapat binasa dan sama sekali tidak memiliki hubungan apapun dengan uang dan materi secara fisik. Dengan kata lain, makna dan nilai hidup dan tubuh rohani kita jauh melebihi dari uang dan kepuasan jasmani.
Melalui perbandingan tersebut, barulah kita dapat mengerti bahwa batasan antara kebutuhan dan kepuasan akan uang yang Tuhan inginkan dalam hidup kita, hanyalah supaya kita dapat dengan bijak menilai akan pentingnya hidup yang akan datang dan tubuh yang tak dapat binasa (1 Kor 15:51-52). Oleh karena itu, marilah kita menjalani hidup kita, bukan hanya untuk kepuasan akan uang semata, melainkan untuk kehidupan kekal yang akan datang dan yang telah dijanjikan-Nya itu.