SAUH BAGI JIWA
“Maka kata Yesus: ‘Biarkanlah dia melakukan hal ini mengingat hari penguburan-Ku. Karena orang-orang miskin selalu ada pada kamu, tetapi Aku tidak akan selalu ada pada kamu’“
(Yohanes 12:7-8)
“Maka kata Yesus: ‘Biarkanlah dia melakukan hal ini mengingat hari penguburan-Ku. Karena orang-orang miskin selalu ada pada kamu, tetapi Aku tidak akan selalu ada pada kamu’“
(Yohanes 12:7-8)
Kesempatan yang berharga memang tak selalu datang dua kali. Seperti kata pepatah bijak, “Air yang telah tumpah tidak akan bisa dikumpulkan lagi.” Terkadang, momen penting dalam hidup hanya datang sekali dan melibatkan keputusan-keputusan yang bisa membentuk arah masa depan. Oleh karena itu, sangatlah penting bagi kita untuk mengenali dan menghargai setiap peluang yang ada dalam hidup ini.
Dalam Alkitab, ada beberapa contoh yang dapat menggambarkan hal ini. Jika kita membaca kitab Yohanes 12:1-8, kita akan menemukan tokoh Maria yang meminyaki kaki Yesus dengan minyak narwastu dan menyekanya dengan rambutnya. Meskipun orang lain berpendapat lebih baik minyak itu dijual, Yesus membiarkan Maria dan membelanya. Perempuan ini melakukan hal yang indah karena dia melakukan semua yang bisa dilakukannya pada kesempatan yang ada.
Suatu kali saya ingin membesuk seorang tante yang sedang dirawat di rumah sakit. Namun, karena kesibukan pekerjaan, keluarga dan hal lainnya, saya berkata dalam hati, “Minggu depan deh baru saya kunjungi.” Ternyata, minggu depan dokter sudah mengizinkannya untuk pulang sehingga kesempatan untuk membesuk di rumah sakit pun sudah tidak ada lagi.
Maria meminyaki kaki Yesus dengan minyak wangi pada kesempatan yang tepat. “Maka kata Yesus: “Biarkanlah dia melakukan hal ini mengingat hari penguburan-Ku. Karena orang-orang miskin selalu ada pada kamu, tetapi Aku tidak akan selalu ada pada kamu”” (Yoh 12:7-8). Frase “tidak selalu akan ada” yang dikatakan Yesus menunjukkan bahwa kesempatan tidak secara terus-menerus tersedia kapan saja.
Terkadang, tanpa disadari kita justru membiarkan peluang berlalu begitu saja. Maria menangkap kesempatan yang ada dan mempersembahkan hati dan pelayanannya kepada Tuhan. Sebab ketika kesempatan sudah berlalu, kita memiliki satu barel minyak wangi pun akan sia-sia, tidak ada lagi kesempatan untuk melakukannya. Oleh karena itu, selagi sehat dan masih memiliki kekuatan, layanilah Tuhan dan berilah yang terbaik pada-Nya.
Selagi masih ada kesempatan, ambillah. Selagi orangtua masih bersama-sama dengan kita, hormati dan sayangi orangtua kita. Jangan menunggu sampai orangtua sudah dipanggil Tuhan, kemudian kita berkata, “Saya seharusnya memperlakukan mereka dengan lebih baik.” Selagi masih bisa, cintailah pasangan kita. Ambil kesempatan untuk bersama-sama saling mendukung dalam iman kerohanian. Dalam gereja, ambil kesempatan untuk saling membangun dan mengasihi sesama saudara dan saudari.
Kesempatan tidak akan selalu ada. Ada saatnya orangtua tidak bersama-sama dengan kita lagi, ada saatnya pasangan, anggota keluarga kita atau sesama saudara-saudari seiman berpulang ke pangkuan Bapa. Demikian pula halnya dengan kesempatan untuk melayani. Ada saatnya ketika kemampuan fisik kita mengalami penurunan, beberapa bidang pelayanan atau kebersamaan sudah tidak dapat kita lakukan lagi. Jika kesempatan baik datang, ambillah dan lakukanlah apa yang dapat kita lakukan dengan sepenuh hati. Kiranya Roh Kudus Tuhan senantiasa membimbing kita. Amin.