SAUH BAGI JIWA
“Tetapi jika kamu anggap tidak baik untuk beribadah kepada TUHAN, pilihlah pada hari ini kepada siapa kamu akan beribadah; allah yang kepadanya nenek moyangmu beribadah di seberang sungai Efrat, atau allah orang Amori yang negerinya kamu diami ini. Tetapi aku dan seisi rumahku, kami akan beribadah kepada TUHAN!“
“Tetapi jika kamu anggap tidak baik untuk beribadah kepada TUHAN, pilihlah pada hari ini kepada siapa kamu akan beribadah; allah yang kepadanya nenek moyangmu beribadah di seberang sungai Efrat, atau allah orang Amori yang negerinya kamu diami ini. Tetapi aku dan seisi rumahku, kami akan beribadah kepada TUHAN!“
Yosua memberikan dua pilihan kepada orang Israel mengenai kepada siapa mereka hendak beribadah: kepada Allah Abraham, Ishak dan Yakub atau kepada allah orang Amori. Yosua dan keluarganya telah menetapkan hati untuk hanya beribadah kepada Allah Abraham, Ishak dan Yakub. Yosua menyadari sepenuhnya bahwa keberadaan orang Israel sekarang ini adalah karena kasih karunia Allah semata. Semua yang terjadi atas mereka adalah pekerjaan Allah yang sempurna untuk menggenapi rencana dan perjanjian-Nya kepada Abraham.
Sejak awal Allah memilih Abraham dan mengadakan perjanjian dengannya bahwa keturunannya akan mewarisi tanah Kanaan. “Kepadamu dan kepada keturunanmu akan Kuberikan negeri ini yang kaudiami sebagai orang asing, yakni seluruh tanah Kanaan akan Kuberikan menjadi milikmu untuk selama-lamanya; dan Aku akan menjadi Allah mereka” (Kej 17:8).
Kemudian, Allah mengutus Musa untuk membawa segenap umat Israel keluar dari Mesir. Allah telah melepaskan dan menuntun mereka keluar dari perbudakan di Mesir. Bukan hanya itu, Allah juga senantiasa melindungi mereka sepanjang perjalanan dan menghalau segala bangsa yang menghalangi mereka. Akhirnya, mereka berhasil menaklukkan penduduk negeri Kanaan dan menduduki kota-kotanya. Jadi, segala berkat dan keamanan yang diperoleh umat Israel merupakan anugerah Allah. Tanpa penyertaan dan kemurahan Allah, mustahil mereka dapat menaklukkan Kanaan dan mendiami negeri yang berlimpah-limpah susu dan madunya itu. Atas segala kasih dan kemurahan Allah itu, sudah selayaknya jika orang Israel menyembah Allah dengan penuh rasa syukur, takut dan hormat.
Demikian pula halnya dengan kita. Tuhan telah memilih kita dari sekian banyak orang di dunia sehingga kita dapat mengenal dan percaya kepada-Nya. Tuhan juga menjanjikan “Kanaan” rohani, yaitu Kerajaan Surga yang kekal kepada umat-Nya yang taat dan setia. Sepanjang perjalanan hidup ini, Tuhan senantiasa memelihara, menyertai dan melindungi kita. Dia memberikan kita berkat-berkat jasmani dan rohani yang kita perlukan.
Meskipun Yosua terkesan memberi pilihan kepada bangsa Israel untuk memilih kepada siapa mereka akan beribadah, sesungguhnya pernyataan Yosua adalah teguran kepada mereka. Yosua dengan tegas menekankan bahwa ia dan seisi keluarganya akan tetap beribadah kepada Tuhan; oleh karena Tuhan-lah yang telah memilih nenek moyang mereka dan menjadikannya sebagai umat pilihan–Tuhan menjadi Allah mereka dan mereka, umat-Nya. Dengan demikian, tidak sepantasnya mereka beribadah kepada allah lain bahkan mengkhianati perjanjian kekal yang telah dibuat oleh Tuhan bersama-sama dengan nenek moyang mereka.
Seperti orang Israel yang sudah selayaknya menyembah Tuhan Allah, kita pun sebagai orang-orang yang telah dipanggil, dipilih untuk menjadi umat-Nya, tidak memiliki alasan lain selain menyembah dan beribadah kepada Tuhan kita, Yesus Kristus. Inilah pilihan terbaik yang harus kita ambil. Apa maksud dari pilihan tersebut? Bukan persoalan apakah kita boleh memilih untuk beribadah pada Tuhan atau tidak. Tidak demikian. Tetapi pilihan ini adalah tentang bagaimana kita menyadari bahwa sesungguhnya kita adalah orang-orang yang telah dipanggil oleh-Nya–sama seperti bangsa Israel yang telah dipanggil untuk menjadi bangsa pilihan-Nya. Bahkan Yesus telah rela berkorban demi dosa-dosa kita supaya kita dapat mengecap keselamatan yang dari-Nya.
Dengan demikian, pilihan yang dimaksud adalah: Apakah kita mau memilih untuk menjalani kehidupan kita sesuai dengan keinginan hati, mata dan hawa nafsu kita? Atau memilih untuk menjalani hidup sesuai dengan panggilan Tuhan untuk menjadi umat-Nya yang kudus–sehingga kita dapat melayani Dia dan kelak bersama-sama dengan-Nya beserta umat pilihan-Nya di dalam peristirahatan kekal yang telah dijanjikan-Nya? Biarlah kasih karunia dan hikmat dari Tuhan senantiasa beserta kita agar kita dapat memilih yang terbaik bagi kehidupan jasmani dan rohani kita. Amin.