SAUH BAGI JIWA
“Ia menamai anak itu Ikabod, katanya: ‘Telah lenyap kemuliaan dari Israel’ — karena tabut Allah sudah dirampas dan karena mertuanya dan suaminya. Katanya: ‘Telah lenyap kemuliaan dari Israel, sebab tabut Allah telah dirampas’”
“Ia menamai anak itu Ikabod, katanya: ‘Telah lenyap kemuliaan dari Israel’ — karena tabut Allah sudah dirampas dan karena mertuanya dan suaminya. Katanya: ‘Telah lenyap kemuliaan dari Israel, sebab tabut Allah telah dirampas’”
Mungkin kita merasa asing mendengar nama Ikabod. Ikabod adalah anak dari Pinehas atau dengan kata lain dia adalah cucu Imam Eli. Nama Ikabod sendiri berarti: Kemuliaan Tuhan telah lenyap dari Israel. Mengapa kemuliaan Tuhan ini bisa lenyap? Apa pengajarannya bagi kehidupan kerohanian kita?
Kemuliaan Tuhan yang lenyap terjadi ketika bangsa Israel kalah dalam peperangan melawan bangsa Filistin. Sebanyak 4000 orang bangsa Israel bahkan tewas di tangan bangsa Filistin. Kekalahan ini disebabkan oleh dosa yang dilakukan oleh pemimpin mereka, yaitu Imam Eli, Hofni, dan Pinehas, dan juga dosa yang dilakukan oleh bangsa Israel sendiri (1Sam 7:3).
Dosa yang dilakukan oleh pemimpin maupun umat, membuat mereka tidak lagi disertai Allah. Bahkan Allah tidak mau menjawab doa yang mereka panjatkan. Sama halnya pada hari ini, dosa dapat membuat hubungan kita dengan Tuhan dan sesama manusia menjadi rusak. Satu-satunya cara untuk memperbaiki hubungan kita dengan Tuhan adalah dengan mengevaluasi diri dan bertobat.
Tetapi penulis Kitab
Kemudian, lenyapnya kemuliaan Tuhan juga ditunjukkan ketika tabut Tuhan dirampas. Setelah bangsa Israel kalah, mereka tidak belajar dari kesalahan mereka. Mereka tidak mengevaluasi diri dan bertobat, tetapi malah berpikir untuk membawa tabut Tuhan dalam peperangan. Hadirnya tabut Tuhan secara fisik tidak menjamin bahwa Tuhan pasti akan memenangkan Israel–meskipun mereka telah berdosa di hadapan-Nya. Sebaliknya, Tuhan tidak akan beserta dengan seseorang–meskipun ia adalah seorang imam ataupun pelayan Tuhan sekalipun!
Peristiwa yang menimpa Imam Eli, kedua anaknya beserta dengan bangsa Israel sesungguhnya mengingatkan kita pada hari ini untuk menjaga agar kemuliaan Tuhan tetap hadir, baik dalam kehidupan kita pribadi, rumah tangga kita maupun di dalam gereja. Hendaknya kita senantiasa untuk mengevaluasi diri kita dalam pertobatan untuk selalu menghormati Tuhan di dalam setiap langkah kehidupan kita. Haleluya!