SAUH BAGI JIWA
“Sebab itu berkatalah Eli kepada Samuel: ‘Pergilah tidur dan apabila Ia memanggil engkau, katakanlah: Berbicaralah, TUHAN, sebab hamba-Mu ini mendengar.’ Maka pergilah Samuel dan tidurlah ia di tempat tidurnya”
“Sebab itu berkatalah Eli kepada Samuel: ‘Pergilah tidur dan apabila Ia memanggil engkau, katakanlah: Berbicaralah, TUHAN, sebab hamba-Mu ini mendengar.’ Maka pergilah Samuel dan tidurlah ia di tempat tidurnya”
Pada umumnya, semakin bertambah usia seseorang, maka makin sebanyak pula pengalaman hidup yang telah diterima. Dengan demikian, seseorang yang secara usia lebih senior diharapkan bisa menjadi seseorang yang lebih bijak dibandingkan dengan yang lebih muda. Namun di dalam hidup, hal ini tidak selalu mutlak terjadi. Ada kalanya, seseorang yang lebih muda justru dapat membuat keputusan yang lebih bijak atau mempunyai teladan yang lebih baik daripada yang lebih tua.
Contoh yang dimaksudkan ternyata dicatatkan dalam Alkitab. Imam Eli dan Samuel adalah dua hamba Tuhan yang mempunyai perbedaan yang sangat kontras. Imam Eli tua yang tidak dapat melihat dengan baik dan mendekati akhir hidupnya tidak dapat menunjukkan teladan baik bagi bangsanya. Sedangkan Samuel muda, meskipun tidak memiliki banyak pengalaman, dia mau bersungguh-sungguh dan setia untuk taat pada Firman Tuhan.
Di dalam kitab
Di sisi lain, meskipun cukup berpengalaman dan cerdik untuk menginstruksikan Samuel untuk mengatakan, “Berbicaralah, TUHAN, sebab hamba-Mu ini mendengar” (1 Sam 3:9), pada akhirnya imam Eli tua menerima hukuman berat. Hukuman atas dirinya dan seisi rumahnya itu menimbulkan pertanyaan apakah Imam Eli sendiri benar-benar mendengarkan Tuhan – seperti yang dia perintahkan kepada Samuel. Apakah dia benar-benar menganggap dirinya sebagai hamba Tuhan? Pada ayat pertama pasal itu, jelas dikatakan bahwa pada masa Imam Eli, baik Firman Tuhan maupun penglihatan dari Tuhan itu jarang.
Saat ini, apakah kita sudah bersikap seperti Samuel yang bersungguh-sungguh dan setia walaupun kita sudah lama melayani Tuhan? Atau apakah kita seperti Imam Eli yang meskipun sudah berpengalaman dan berpengetahuan luas, ternyata tetap hidup dalam cara-cara lama yang tidak menyenangkan Allah? Mari kita renungkan dan pertimbangkan hal ini pada hari ini. Kiranya Roh Tuhan senantiasa membimbing kita untuk dapat meneladani ketaatan dan kesetiaan Samuel muda.