SAUH BAGI JIWA
Ketika mendekati akhir hidupnya, Yakub memberkati anak-anaknya. Dan kepada Yusuf ia mengucapkan berkat ini: “Yang paling sedap di bukit-bukit yang berabad-abad; semuanya itu akan turun ke atas kepala Yusuf, ke atas batu kepala orang yang teristimewa di antara saudara-saudaranya” (Kej 49:26). Demikianlah Yusuf, karena kesalehannya, diberkati dengan berkat anak sulung. Membuat Yusuf memperoleh bagian dua kali lipat lebih banyak dibanding saudara-saudaranya. Demikian juga anak-anak Yusuf yaitu Efraim dan Manasye masing-masing mendapatkan milik pusakanya di tanah Kanaan.
Walaupun mereka telah mendapatkan berkat yang berlimpah, tetapi pada akhirnya anak-anak Yusuf kehilangan berkat-berkatnya. Bangsa Efraim dan Manasye berkelahi satu sama lain. Mereka menyembah allah lain. Efraim melakukan zinah dan menajiskan diri dengan berbagai kejahatan. Walaupun telah diperingatkan, mereka menolak untuk bertobat. Oleh sebab itu, Tuhan menolak mereka dan berkat-berkatnya beralih kepada kaum Yehuda.
Pada hari ini, seperti halnya Efraim dan Manasye kita pun telah mendapatkan berkat anak sulung, yaitu warisan harta milik pusaka dalam Kerajaan Sorga. Tetapi, berkat sulung ini dapat hilang jika kita tidak menjaganya dengan baik. Seperti halnya Esau, yang kehilangan berkat sulungnya karena nafsunya yang rendah. Seperti halnya Ruben, yang juga kehilangan berkat sulungnya karena perbuatan cemarnya. Ataupun seperti Efraim, yang kehilangan berkat sulungnya karena perbuatan jahatnya.
Karena itu, terhadap berkat anak sulung –yaitu keselamatan ini, kita perlu menjaganya dengan begitu rupa. Seperti yang dikatakan Rasul Paulus kepada jemaat di Filipi, “Hai saudara-saudaraku yang kekasih, kamu senantiasa taat; karena itu tetaplah kerjakan keselamatanmu dengan takut dan gentar.” Jangan berpuas diri setelah percaya Yesus. Perjuangan kita sampai akhir perjalanan iman masih panjang.
Sepanjang kehidupan ini , kita harus terus berjuang melakukan keinginan Roh dan melawan keinginan daging. Seumur hidup kita harus terus menyempurnakan iman, menjadi manusia baru dan meninggalkan manusia lama. Maka biarlah pada saatnya nanti, berkat sulung ini akan menjadi milik kita. Haleluya!