SAUH BAGI JIWA
“Kemudian berfirmanlah TUHAN kepada Yosua: ‘Janganlah takut dan janganlah tawar hati; bawalah seluruh tentara dan bersiaplah, majulah ke Ai. Ketahuilah, Aku serahkan kepadamu raja negeri Ai, rakyatnya, kotanya dan negerinya, dan haruslah kaulakukan kepada Ai dan rajanya, seperti yang kaulakukan kepada Yerikho dan rajanya; hanya barang-barangnya dan ternaknya boleh kamu jarah. Suruhlah orang bersembunyi di belakang kota itu.’ “
“Kemudian berfirmanlah TUHAN kepada Yosua: ‘Janganlah takut dan janganlah tawar hati; bawalah seluruh tentara dan bersiaplah, majulah ke Ai. Ketahuilah, Aku serahkan kepadamu raja negeri Ai, rakyatnya, kotanya dan negerinya, dan haruslah kaulakukan kepada Ai dan rajanya, seperti yang kaulakukan kepada Yerikho dan rajanya; hanya barang-barangnya dan ternaknya boleh kamu jarah. Suruhlah orang bersembunyi di belakang kota itu.’ “
Untuk mencapai suatu tujuan, kita harus mempersiapkan strategi yang matang. Dalam menghadapi sebuah peperangan, para panglima perang tentu harus memikirkan strategi yang jitu untuk mengalahkan musuh. Sebelum menghadapi perlombaan, setiap peserta lomba juga harus mengatur strategi agar bisa memenangkan perlombaan. Bagi kita yang bekerja sebagai karyawan, perusahaan tempat kita bekerja pasti memiliki strategi-strategi yang tepat untuk memajukan kinerja perusahaan. Jika kita berkecimpung dalam dunia bisnis, kita harus selalu memutar otak bagaimana caranya memperoleh keuntungan yang besar dari usaha kita. Strategi menjadi hal penting untuk mencapai sebuah tujuan atau sasaran.
Di bawah kepemimpinan Yosua, bangsa Israel juga mengatur strategi untuk menyerang dan mengalahkan kota Ai. Sebelum mereka menyerang, Yosua telah mengirim para pengintai untuk mengamati kondisi kota itu. Berdasarkan informasi yang diperoleh dari para pengintai, Yosua memutuskan hanya mengirimkan kira-kira tiga ribu orang saja untuk menyerang kota Ai. Strategi itu dirasa cukup jitu untuk mengalahkan kota Ai yang nampaknya tidak terlalu besar jika dibandingkan Yerikho. Ternyata, mereka salah besar. Bukannya kemenangan yang mereka dapatkan, tetapi kematian dan kekalahan. Strategi yang dipikirkan oleh Yosua dan pasukannya tidak membuahkan hasil yang baik.
Setelah kekalahan tersebut, Tuhan mendidik Yosua dan bangsa Israel untuk senantiasa menggunakan strategi Tuhan. Atas perintah dan tuntunan Tuhan, dalam penyerangan yang kedua, bangsa Israel berhasil mengalahkan dan memusnahkan kota Ai. Dengan mengelabui lawan dan bersembunyi sebelum menyerang, bangsa Israel berhasil mengalahkan Ai. Akhirnya, kemenangan diperoleh karena perintah dan strategi yang berasal dari Tuhan.
Saudara-saudari yang terkasih di dalam Tuhan, bercermin dari pengalaman bangsa Israel, kita diingatkan untuk selalu mengandalkan cara dan strategi Tuhan, bukan strategi kita sendiri.
Penulis kitab Amsal 16:9 menasihati kita, “Hati manusia memikir-mikirkan jalannya, tetapi Tuhanlah yang menentukan arah langkahnya.” Tanpa kita sadari, terkadang kita berupaya sedemikian rupa mencari cara dan memikirkan berbagai strategi untuk mencapai tujuan. Kita lupa bahwa Tuhanlah yang berkuasa dan mempunyai otoritas penuh atas kehidupan kita.
Cara dan strategi Tuhanlah yang akan membuahkan hasil yang baik untuk kita. Apa yang kita anggap baik dan tepat, belum tentu itu baik bagi Tuhan. Marilah kita selalu bertanya kepada Tuhan strategi-strategi apa yang harus kita jalankan dalam kehidupan kita.