SAUH BAGI JIWA
“Sadarlah dan berjaga-jagalah! Lawanmu, si Iblis, berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya“
“Sadarlah dan berjaga-jagalah! Lawanmu, si Iblis, berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya“
Tuhan Yesus dijual oleh Yudas dengan harga tiga puluh keping uang perak. Dengan kepingan uang itu, hal apakah yang dapat dibeli oleh Yudas? Menurut kitab Keluaran, harga tersebut adalah pembayaran untuk mengganti seorang budak yang meninggal (Kel 21:32).
Pada hari ini, besaran 30 keping uang perak ternyata bervariasi. Jika berpatokan pada harga upah terendah, maka 30 keping perak kurang lebih setara dengan 1,5 juta Rupiah. Jika berpatokan pada harga koin perak kuno, maka 30 keping perak bisa setara dengan 45 juta Rupiah. Namun, menurut standar keuangan zaman sekarang, angka tersebut masih tergolongkan relatif murah–yaitu kurang lebih setara dengan harga satu unit motor bekas sampai pada sebuah mobil bekas.
Tetapi mengapa Yesus dijual semurah itu? Penulis Injil Lukas 22:3 mencatatkan bahwa Iblis memasuki Yudas. Di samping itu, kitab Injil juga mencatatkan bagaimana Yudas mencari-cari peluang untuk menyalahgunakan kas keuangan yang dipercayakan kepadanya sehingga membuatnya tamak dan cinta uang. Penulis kitab Injil juga pernah mencantumkan bagaimana Tuhan Yesus menegur Yudas akan ketamakannya itu. Dengan demikian, perasaan kecewa, marah, ketamakan, pengaruh rasukan Iblis menjadi penyebab dijualnya Tuhan Yesus dengan murah.
Gambaran tersebut bisa menjadi perenungan atas adanya jemaat-jemaat yang juga menjual Yesus dengan murah pada hari ini. Atau lebih tepatnya, meninggalkan dan tidak lagi mengikut Dia. Kiranya hal tersebut juga menjadi peringatan bagi kita.
Apakah saat ini ada masalah-masalah yang mendorong kita untuk meninggalkan-Nya? Apakah karena perasaan kecewa terhadap gereja-Nya, berselisih-paham dengan jemaat; akhirnya kita dengan lekas meninggalkan fondasi iman yang sudah kita dirikan dengan perjuangan dan perjalanan hidup? Apakah karena pilihan untuk kehidupan ekonomi yang lebih mewah dan berlebih, akhirnya kita memilih untuk mengorbankan kedekatan hubungan kita dengan Kristus–yang selama ini telah kita rawat dan bina? Waspadalah, jangan beri peluang dan celah sedikit pun pada bujukan si jahat.
Kita mungkin berpikir bahwa iman kita kuat dan tidak mungkin jatuh hanya karena masalah sepele. Tapi tahukah Anda, orang umumnya bisa jatuh karena terpeleset batu kecil atau kerikil, bukan karena batu besar. Penulis kitab
Tentunya kita tidak ingin menjadi seorang Yudas Iskariot yang menjual Tuhan Yesus. Maka dari itu, kita perlu berjaga-jaga dan berdoa. Meskipun di dalam kehidupan terkadang kita menemukan masalah, kiranya kita tetap bersandar kepada-Nya. Di dalam masa inilah, kita bisa meminta pertolongan dan kekuatan Tuhan. Jangan sampai karena masalah yang kita hadapi, kita malah menjauh dari Tuhan dan meninggalkan-Nya. Kiranya Tuhan selalu menyertai kita.
Selamat beraktivitas dan Tuhan Yesus memberkati.