SAUH BAGI JIWA
“Kemudian kembalilah mereka kepada Yosua dan berkata kepadanya: ‘Tidak usah seluruh bangsa itu pergi, biarlah hanya kira-kira dua atau tiga ribu orang pergi untuk menggempur Ai itu; janganlah kaususahkan seluruh bangsa itu dengan berjalan ke sana, sebab orang-orang di sana sedikit saja’“
“Kemudian kembalilah mereka kepada Yosua dan berkata kepadanya: ‘Tidak usah seluruh bangsa itu pergi, biarlah hanya kira-kira dua atau tiga ribu orang pergi untuk menggempur Ai itu; janganlah kaususahkan seluruh bangsa itu dengan berjalan ke sana, sebab orang-orang di sana sedikit saja’“
Setelah mengalahkan Yerikho, Yosua bermaksud untuk menyerang Ai, sebuah kota di sebelah timur Betel. Oleh karena itu, dia mengutus orang untuk mengintai kota Ai. Setelah mendapat laporan dari para pengintai bahwa orang-orang di kota Ai jumlahnya sedikit, maka Yosua hanya mengerahkan sebagian pasukannya untuk menyerang kota Ai. Namun apa yang terjadi? Orang-orang Ai mempermalukan mereka. Mereka berbalik mengejar orang-orang Israel dan mengalahkannya. Orang-orang Israel yang awalnya begitu percaya diri, menjadi tawar hati. Mereka tidak mengira bahwa orang-orang Ai dapat mengalahkan mereka. Padahal mereka baru saja memperoleh kemenangan yang gilang-gemilang atas kota Yerikho!
Semua itu terjadi karena mereka bersandar pada kekuatan sendiri. Mereka tidak bertanya terlebih dahulu kepada Tuhan untuk memohon penyertaan-Nya. Mereka pikir, jika kota Yerikho yang begitu kuat saja dapat mereka kalahkan, apalagi kota Ai, kota kecil dengan sedikit saja penduduknya. Jadi mereka meremehkan Ai. Mereka lupa bahwa mereka dapat menguasai kota Yerikho bukan karena diri mereka, melainkan karena Allah yang telah menyerahkan kota itu ke tangan mereka. Kemenangan mereka semata-mata adalah kasih karunia Allah!
Selain itu, orang Israel telah berbuat dosa. Mereka telah melanggar perjanjian dengan Allah, karena Akhan telah mengambil sesuatu dari barang-barang yang dikhususkan. Hal ini membangkitkan murka Allah, sehingga Dia tidak mau memberkati orang Israel dan membiarkan mereka dipermalukan oleh Ai.
Apa yang dialami oleh orang Israel ini dapat menjadi pembelajaran yang berharga bagi kita. Janganlah kita menjadi orang yang sombong dan mengandalkan diri sendiri. Yesaya 13:11b berkata, “Kesombongan orang-orang pemberani akan Kuhentikan, dan kecongkakan orang-orang yang gagah akan Kupatahkan.” Ketika kita mencapai sebuah keberhasilan, janganlah kita berpikir itu karena kepintaran atau kehebatan kita. Seperti Firman Tuhan mengingatkan dalam Ulangan 8:17-18a, “Maka jangalah kaukatakan dalam hatimu: Kekuasaanku dan kekuatan tangankulah yang membuat aku memperoleh kekayaan ini. Tetapi haruslah engkau ingat kepada Tuhan, Allahmu, sebab Dialah yang memberikan kepadamu kekuatan untuk memperoleh kekayaan.” Kita harus menyadari bahwa apapun yang kita capai dan peroleh di dunia ini, semuanya adalah anugerah dari Tuhan. Tuhanlah yang memberikan semua itu kepada kita.
Dan juga, jika kita ingin Tuhan senantiasa menyertai kehidupan kita, maka kita harus hidup sesuai dengan kehendak Tuhan dan menjauhkan diri dari dosa. Yesaya 59:2 berkata, “Tetapi yang merupakan pemisah antara kamu dan Allahmu ialah segala kejahatanmu, dan yang membuat Dia menyembunyikan diri terhadap kamu, sehingga Ia tidak mendengar, ialah segala dosamu.” Jika kita merasa bahwa doa-doa kita tidak terjawab, atau kita merasa Tuhan tidak menyertai kita, cobalah untuk merenungkan: Apakah kita telah melakukan sesuatu yang tidak berkenan kepada Tuhan? Apakah ada dosa dalam diri kita? Jika kita menyadari telah berbuat hal yang tidak berkenan kepada Tuhan, segeralah bertobat.
Hari ini, marilah kita waspada terhadap segala dosa dan kesombongan, sebab hal ini dapat membuat kita jatuh ke dalam jerat iblis. Dan, berusahalah untuk senantiasa hidup kudus dan bersikap rendah hati. Haleluya!