SAUH BAGI JIWA
“Jawabnya: ‘Bukan, tetapi akulah Panglima Balatentara Tuhan. Sekarang aku datang’ Lalu sujudlah Yosua dengan mukanya ke tanah, menyembah dan berkata kepadanya : ‘Apakah yang akan dikatakan tuanku kepada hambanya ini?’ “
“Jawabnya: ‘Bukan, tetapi akulah Panglima Balatentara Tuhan. Sekarang aku datang’ Lalu sujudlah Yosua dengan mukanya ke tanah, menyembah dan berkata kepadanya : ‘Apakah yang akan dikatakan tuanku kepada hambanya ini?’ “
Setelah Yosua memimpin bangsa Israel menyeberangi sungai Yordan, tibalah mereka di Tanah Kanaan, suatu negeri yang dijanjikan Tuhan, yang berlimpah-limpah susu dan madunya. Walaupun Tuhan telah berjanji akan memberikan negeri ini, tetapi Tuhan tidak begitu saja memberikannya kepada mereka. Mereka harus berjuang untuk mendapatkannya. Dengan pimpinan Tuhan, mereka harus maju berperang untuk merebut kota demi kota yang ada di tanah Kanaan. Kota pertama yang harus mereka rebut adalah kota Yerikho, suatu kota yang besar dan kokoh, yang dikelilingi tembok-tembok yang sangat tebal, ditambah dengan para pahlawannya yang gagah perkasa.
Ketika Yosua melayangkan pandangannya di dekat kota Yerikho, terlihatlah seorang laki-laki berdiri di depannya dengan pedang terhunus di tangannya. Siapa gerangan orang ini? Ternyata dia adalah Panglima Balatentara Tuhan, yang tidak lain adalah Allah sendiri yang menampakkan diri dalam rupa panglima, dengan pedang di tangan-Nya. Segera setelah Yosua menyadarinya, ia sujud menyembah-Nya. Melalui kejadian ini, Allah hendak memberikan kekuatan kepada Yosua, bahwa Dialah yang akan menyertai perjuangan Yosua dan bangsa Israel untuk menaklukkan musuh. Allah bersama malaikatNya akan berperang bersama bangsa Israel untuk merebut tanah Kanaan.
Dalam zaman Elisa, kita juga teringat akan kisah ketika Raja negeri Aram mengirim kuda dan kereta serta tentara yang besar untuk menangkap Elisa yang berada di Dotan, karena Elisa membantu raja Israel berperang melawannya. Ketika pelayan abdi Allah melihatnya, dia begitu takut dan terkejut karena begitu banyaknya tentara berkuda yang mengepung di sekeliling kota. Namun Elisa berkata, “Jangan takut, sebab lebih banyak yang menyertai kita dari pada yang menyertai mereka.” Maka Elisa memohon Tuhan membukakan mata bujang itu dan ia pun melihat gunung itu penuh dengan kuda dan kereta berapi di sekeliling Elisa (2Raj 6:17).
Dalam perjuangan kita mencapai tanah Kanaan Surgawi, kita pun harus berjuang untuk mengalahkan setiap musuh. Dan musuh terbesar kita adalah si iblis yang senantiasa akan menggoda kita dengan keinginan mata, keinginan daging dan keangkuhan hidup. Seperti Tuhan memimpin bangsa Israel berperang, Dia juga yang akan menjadi Panglima Perang kita, yang akan membantu kita berperang. Dengan Allah bersama kita, kita pasti akan dapat memenangkan setiap peperangan. Haleluya!