SAUH BAGI JIWA
“Setelah seluruh bangsa itu selesai menyeberangi sungai Yordan, berfirmanlah TUHAN kepada Yosua, … “Angkatlah dua belas batu dari sini, dari tengah-tengah sungai Yordan ini, dari tempat berjejak kaki para imam itu, bawalah semuanya itu ke seberang dan letakkanlah di tempat kamu akan bermalam nanti malam“
“Setelah seluruh bangsa itu selesai menyeberangi sungai Yordan, berfirmanlah TUHAN kepada Yosua, … “Angkatlah dua belas batu dari sini, dari tengah-tengah sungai Yordan ini, dari tempat berjejak kaki para imam itu, bawalah semuanya itu ke seberang dan letakkanlah di tempat kamu akan bermalam nanti malam“
Untuk dapat masuk ke dalam tanah Kanaan, setelah meninggalkan tanah Mesir, bangsa Israel harus berjalan melewati padang gurun. Tetapi, setelah mereka melewati padang gurun dan sampai ke tanah Kanaan, masih ada perjuangan yang harus mereka lakukan, yaitu melewati sungai Yordan. Ketika hendak melewatinya, Yosua memerintah dua belas orang, seorang dari tiap-tiap suku, untuk mengangkat masing-masing sebuah batu menjadi tanda peringatan bagi orang Israel, yang kemudian ditegakkan Yosua di Gilgal.
Tujuannya adalah apabila di kemudian hari ada yang bertanya apakah artinya batu-batu ini, mereka dapat menjawab: “Israel telah menyeberangi sungai Yordan ini di tanah yang kering! – sebab TUHAN, Allahmu, telah mengeringkan di depan kamu air sungai Yordan, sampai kamu dapat menyeberang seperti yang telah dilakukan TUHAN, Allahmu, dengan Laut Teberau, yang telah dikeringkan-Nya di depan kita, sampai kita dapat menyeberang, supaya semua bangsa di bumi tahu, bahwa kuat tangan TUHAN, dan supaya mereka selalu takut kepada TUHAN, Allahmu.”
Dengan kata lain, untuk bisa masuk ke dalam tanah Kanaan, bangsa Israel harus menempuh dan menyeberangi sungai Yordan. Pada zaman itu, arus sungai Yordan begitu deras. Dengan lebar sungai sekitar 30 meter dan kedalaman antara satu sampai tiga meter, menyeberangi sungai Yordan dalam kondisi demikian sungguh tidak memungkinkan! Hanya dengan bantuan pertolongan Tuhan, ketika air sungai dikeringkan, barulah bangsa Israel beramai-ramai dapat menyeberanginya.
Apa yang dapat kita pelajari dari kisah di atas? Sungai Yordan dapat dilambangkan sebagai tantangan dan berbagai kesulitan hidup yang harus kita hadapi. Untuk bisa “menyeberangi sungai Yordan,” tentu kita tidak dapat melakukannya dengan kekuatan diri kita. Kita perlu kuasa Tuhan untuk bisa “mengeringkan sungai Yordan” ini. Hanya dengan kuasa Roh Kudus, barulah kita bisa menghadapi tantangan hidup, termasuk tantangan secara rohani yaitu memperbaharui diri kita dari sehari ke sehari. Meninggalkan manusia lama dan menjadi manusia baru. Dari yang sebelumnya kurang sabar, Roh Kuduslah yang akan membantu kita menjadi semakin sabar. Dari yang sebelumnya kurang kasih, Roh Kuduslah yang akan membantu kita menjadi semakin penuh dengan kasih. Semuanya tidak lain karena kuasa Roh Kudus.
Biarlah dengan Roh Kudus yang ada di dalam hati kita ini, kita dapat selalu mengingat untuk terus memperbarui diri kita dengan bersandarkan pada kuasa Tuhan. Perjuangan kita menjadi manusia baru akan menjadi perjuangan kita seumur hidup. Dengan kekuatan Roh Kudus, kita akan dapat melawan keinginan tubuh dan melakukan keinginan Roh serta menghadapi berbagai tantangan hidup dengan iman, kesabaran dan pengharapan pada janji-Nya.
Marilah kita seberangi sungai Yordan dengan bersandarkan kuasa Tuhan. Kiranya kasih karunia-Nya beserta dengan kita. Haleluya!