SAUH BAGI JIWA
“Janji TUHAN adalah janji yang murni, bagaikan perak yang teruji, tujuh kali dimurnikan dalam dapur peleburan di tanah“
“Janji TUHAN adalah janji yang murni, bagaikan perak yang teruji, tujuh kali dimurnikan dalam dapur peleburan di tanah“
Janji merupakan pernyataan sikap untuk melakukan sesuatu dari diri sendiri kepada orang lain. Janji harus ditepati atau dikerjakan agar tidak disebut “ingkar janji.” Namun tidak jarang, saat kita berjanji, justru kita sering melupakannya atau tidak menepati janji tersebut.
Bagaimana jika Allah yang berjanji? Ucapan Allah ya dan amin, pasti terjadi dan tergenapi. Penulis kitab Bilangan pun menegaskan kebenaran tersebut, “Allah bukanlah manusia, sehingga Ia berdusta; bukan anak manusia, sehingga Ia menyesal. Masakan Ia berfirman dan tidak melakukannya, atau berbicara dan tidak menepatinya?” (Bil 23:19).
Sesungguhnya, nasihat yang diberikan penulis kitab Bilangan merupakan suatu penghiburan besar bagi kita, agar iman kita dikuatkan. Seringkali, di dalam menghadapi kenyataan hidup, baik itu pergumulan maupun rintangan, kita merasa bahwa Tuhan “tidak menepati janji-Nya” untuk melindungi dan menjaga umat-Nya.
Namun, penulis kitab Bilangan mengingatkan kita bahwa Tuhan–tidak seperti halnya manusia yang dapat ingkar janji–Ia akan melakukan dan menepati apa yang telah difirmankan-Nya dan dijanjikan-Nya kepada kita. Bahkan Pemazmur pun melalui tulisannya, meyakinkan kita bahwa janji Tuhan itu murni bagaikan perak yang teruji, tujuh kali dalam dapur peleburan. “Murni” artinya tidak ada noda dusta maupun kebohongan. “Teruji” artinya sudah dibuktikan dengan berjalannya waktu. Dengan kata lain, janji Tuhan bukanlah sekadar janji buta atau janji yang belum pernah terlaksana sebelumnya.
Janji Tuhan telah dibuktikan melalui tokoh-tokoh yang dicatatkan dalam Alkitab. Tuhan telah berjanji kepada Nuh, kepada Abraham, kepada Musa, dan kepada bangsa Israel; dan janji itu tergenapi bahkan dijanjikan juga kepada generasi selanjutnya, termasuk kita.
Pada hari ini, penggenapan janji-janji Tuhan pun dapat dan telah kita lihat dan dengar melalui kesaksian-kesaksian umat-Nya. Mulai dari pengalaman menerima karunia Roh Kudus, kebangkitan dari kematian, disembuhkan dari penyakit yang mematikan, lolos dari kecelakaan maut sampai pada mimpi ajaib bimbingan Tuhan maupun rasa sukacita dan damai sejahtera dari Tuhan di saat penderitaan dan kesulitan berlangsung. Kesemuanya itu menunjukkan bahwa apa yang dialami oleh tokoh-tokoh dalam Alkitab, dialami juga oleh para jemaat.
Selain melihat dan mendengar, kita sendiri dapat mengalami janji Tuhan langsung dalam kehidupan pribadi kita. Melalui firman-Nya, Tuhan telah berjanji bahwa bukan hanya Ia akan menyembuhkan, memulihkan, memberkati dan memberikan jalan keluar kepada kita; melainkan Ia juga menjanjikan hidup kekal bagi kita. Asalkan kita tetap setia dan taat menjalankan kebenaran firman-Nya, kita sungguh-sungguh dapat merasakan dan mengalami bahwa janji-Nya ya dan amin, pasti dan murni.