SAUH BAGI JIWA
“Sebab tujuh kali orang benar jatuh, namun ia bangun kembali, tetapi orang fasik akan roboh dalam bencana“
“Sebab tujuh kali orang benar jatuh, namun ia bangun kembali, tetapi orang fasik akan roboh dalam bencana“
Kalau kita mendengar nama seorang tokoh bernama Petrus, kita akan teringat akan begitu banyaknya peristiwa di Alkitab di mana nama Petrus disebutkan. Kita akan teringat akan 3000 orang yang menjadi percaya karena perkataannya. Kita pun akan teringat akan orang lumpuh di Gerbang Indah Bait Allah, yang disembuhkan Allah melalui Petrus.
Atau, kita juga akan teringat akan keberaniannya memberitakan Injil di hadapan Mahkamah Agama, dan bagaimana Petrus terus memberitakan tentang Yesus walaupun mereka dilarang dan diancam. Dan kita pun akan mengingat satu perkataan yang diucapkan Petrus, “Silakan kamu putuskan sendiri manakah yang benar di hadapan Allah: taat kepada kamu atau taat kepada Allah.”
Namun, Petrus tidak serta merta menjadi sedemikian luar biasa, tanpa melewati air mata dan jatuh bangun. Sebelumnya, hembusan angin saat dirinya hendak datang pada Yesus dengan berjalan di atas air, membuatnya takut dan berteriak: “Tuhan, tolonglah aku!”. Maka Yesus segera mengulurkan tangan-Nya, memegang Petrus dan berkata: “Hai orang yang kurang percaya, mengapa engkau bimbang?” Petrus pun bangkit kembali.
Namun kemudian dia pun jatuh kembali, bahkan jatuh lebih dalam lagi: Petrus menyangkal Yesus! Setelah menyadari kesalahannya, Petrus pergi menangis dengan sedihnya. Tetapi Yesus tetap mengasihi Petrus. Ia mengangkat kembali dirinya. Setelah bangkit kembali, dengan kuasa Roh Kudus, Petrus menjadi orang yang sangat dipakai oleh Tuhan.
Demikianlah di dalam hidup kita. Setiap orang dapat mengalami kegagalan dan kejatuhan. Jika diibaratkan, ketika kita sedang bermain tinju, kita pasti berusaha untuk menghindari setiap pukulan. Kita akan membuat pertahanan yang sangat kuat, agar tidak jebol oleh pukulan apapun juga.
Tetapi sehebat-hebatnya kita membuat pertahanan dan sepandai-pandainya kita mengelak, suatu ketika, pukulan itu akan dapat mengenai kita. Dan kita tertampar oleh pukulan yang sangat mendadak dan terjadi tanpa kita waspadai.
Seperti itulah kehidupan. Terkadang kita dihadapkan dengan pukulan yang terjadi secara tiba-tiba. Orang yang sangat kita percayai tiba-tiba menipu kita. Teman yang sangat dekat dengan kita tiba-tiba mengecewakan kita. Investasi yang kita anggap dapat memberikan keuntungan tiba-tiba bangkrut. Di saat kita jatuh seperti ini, jangan sampai iman kita ikut terjatuh.
Kita harus segera bangkit. Seperti petinju yang terpukul dan jatuh, dia harus segera bangun agar tidak begitu saja kalah dalam pertandingan. Seperti Petrus yang jatuh dan bangkit kembali. Kita harus segera bangkit ketika kita jatuh. Dan seperti Petrus, ketika bangkit kembali, dia menjadi orang yang lebih kuat lagi dalam iman.
Ketika jatuh, berserulah kepada-Nya dalam doa. Serahkanlah segala kekuatiran kita kepada-Nya. Dan bersandarlah pada kekuatan-Nya. Maka Tuhan pun akan memberikan kekuatan kepada kita untuk bangkit kembali. Dan kita dapat kembali berdiri, dengan kekuatan yang lebih kuat dari sebelumnya. Dengan semangat baru kita akan dapat menjalani kehidupan kita bersama dengan Tuhan. Haleluya!