SAUH BAGI JIWA
“supaya waktu yang sisa jangan kamu pergunakan menurut keinginan manusia, tetapi menurut kehendak Allah“
“supaya waktu yang sisa jangan kamu pergunakan menurut keinginan manusia, tetapi menurut kehendak Allah“
Di awal masa pandemi COVID-19, kita merasakan banyak kesusahan, mulai dari kesehatan, usaha, dan juga hubungan sosial. Mereka yang tertular penyakit ini sungguh susah keadaannya, baik secara fisik maupun mental. Satu anggota keluarga tertular membuat seisi keluarga turut ambil bagian, sementara mereka harus menjaga pasien, mereka juga harus menjaga dirinya agar tidak tertular. Seluruh penduduk dunia merasakan kesusahan ini selama berbulan bulan bahkan bertahun-tahun.
Dan yang paling kita rasakan melalui pandemi ini adalah perubahan dalam cara kita bekerja, bersekolah dan juga beribadah. Semua kegiatan ini mau tidak mau harus dilakukan secara online, sehingga memungkinkan kita tetap dapat melakukan kegiatan kita, tanpa harus hadir berkumpul di satu tempat secara tatap muka. Termasuk dalam hal ibadah, kita juga melakukannya secara online. Bersyukur melalui teknologi internet, kita masih tetap dapat berkebaktian walaupun dalam keadaan terisolasi. Ini adalah suatu kemurahan Tuhan.
Kalau kita pikirkan lebih jauh, semua ini pasti terjadi karena suatu alasan. Ada kehendak Tuhan yang digenapkan melalui kejadian ini. Covid-19 yang menyengsarakan umat manusia, ternyata membuka kesempatan yang lebih luas bagi umat manusia untuk mengenal jalan keselamatanNya dan semakin dekat kepadaNya. Mereka yang tempat tinggalnya sangat jauh dari gereja atau bahkan tidak ada gereja di daerahnya sekarang bisa dijangkau dengan ibadah secara online. Selain itu, kita pun berkesempatan mengikuti lebih banyak kebaktian di daerah lain bahkan di luar negeri. Semua ini adalah kemurahan Tuhan.
Dengan kemurahan Tuhan ini, hendaknya kita memanfaatkannya sebaik baiknya selama Tuhan masih memberikan kita kesempatan. Seperti nasihat Rasul Petrus dalam suratnya, “supaya waktu yang sisa jangan kamu pergunakan menurut keinginan manusia, tetapi menurut kehendak Allah.” Mungkin kita pernah menganggap enteng masa-masa waktu sebelum pandemi dan segala kenyamanannya kita anggap sebagai suatu yang sudah biasa dan sudah sepantasnya demikian. Namun, melalui pandemi dan segala bentuk perubahan yang terjadi dalam gaya hidup bermasyarakat, justru kita belajar untuk dapat menghargai setiap waktu dan setiap kesempatan yang telah Tuhan berikan kepada kita.
Hari ini, selama kita masih dapat beribadah, bersekutu, dan melakukan pelayanan, lakukanlah semuanya itu. Akan ada saat di mana tidak akan ada lagi kesempatan. Selama Tuhan masih bermurah hati, marilah kita menggunakan setiap kesempatan untuk mendekat kepada-Nya. Amin.