SAUH BAGI JIWA
“Berkatalah raja kepada Daniel: “Sesungguhnyalah, Allahmu itu Allah yang mengatasi segala allah dan Yang berkuasa atas segala raja, dan Yang menyingkapkan rahasia-rahasia, sebab engkau telah dapat menyingkapkan rahasia itu“
“Berkatalah raja kepada Daniel: “Sesungguhnyalah, Allahmu itu Allah yang mengatasi segala allah dan Yang berkuasa atas segala raja, dan Yang menyingkapkan rahasia-rahasia, sebab engkau telah dapat menyingkapkan rahasia itu“
Nebukadnezar merupakan seorang raja, yang kisahnya sering kita dengar, terutama mengenai kesombongannya, dan karena hal itulah Tuhan menghukumnya menjadi berperilaku seperti hewan. Kisah mengenai raja Nebukadnezar dalam kitab Daniel bermula ketika ia tidak bisa tidur sehingga meminta agar mimpinya diartikan. Dari banyaknya orang yang ada di istana, hanya Daniel yang dapat mengartikan mimpi Nebukadnezar, karena Daniel dikenan dan disertai oleh Tuhan. Setelah mimpinya diartikan, raja Nebukadnezar pun memuliakan Tuhan dan juga Daniel.
Kisah ini berlanjut dengan raja Nebukadnezar membuat sebuah patung emas yang tinggi besar dan menitahkan agar setiap orang menyembah patung itu. Ketiga teman Daniel tidak mengindahkan titah raja Nebukadnezar. Maka sang raja akhirnya marah lalu memasukkan mereka ke dalam dapur perapian yang menyala-nyala. Hal yang ajaib terjadi karena tiba-tiba saja di dalam perapian tersebut terlihat ada empat orang, sedangkan yang dimasukkan hanya tiga orang, dan mereka semua tidak hangus oleh api. Sekali lagi, menyaksikan peristiwa yang sungguh ajaib, Nebukadnezar memuliakan Tuhan. Kali ini, dalam pujiannya kepada Tuhan Allah, Nebukadnezar menyatakan bahwa Tuhan yang disembah oleh Daniel dan ketiga temannya berbeda dengan allah-allah lain.
Setelah itu, Nebukadnezar kembali menjadi sombong dan Tuhan menegurnya. Tuhan menarik akal budi yang ada pada Nebukadnezar dan ia makan rumput seperti lembu, tubuhnya basah oleh embun dari langit, rambutnya menjadi panjang seperti bulu burung rajawali, dan kukunya seperti kuku burung.
Namun, ada perbedaan dalam kisah yang terakhir ini. Nebukadnezar tidak lagi memanggil Tuhan dengan sebutan Tuhan Allah Daniel atau pun Allah ketiga teman Daniel, tetapi dirinya sendiri yang mengakui keberadaan Tuhan.
“Jadi sekarang aku, Nebukadnezar, memuji, meninggikan dan memuliakan Raja Sorga, yang segala perbuatan-Nya adalah benar dan jalan-jalan-Nya adalah adil, dan yang sanggup merendahkan mereka yang berlaku congkak” (Dan 4:37)
Ada hal yang berbeda dari setiap pujian Nebukadnezar kepada Tuhan. Awalnya walaupun ia menyampaikan pujian bagi Tuhan, ia sujud serta meninggikan Daniel, tetapi ia masih belum mengenal betul bahwa Tuhan adalah sumber dari hikmat yang dimiliki oleh Daniel. Kemudian, Nebukadnezar semakin mengenal Tuhan lebih dalam setelah melihat kebesaran Tuhan melalui ketiga teman Daniel. Ia telah mengetahui bahwa Tuhan Allah Daniel dan ketiga temannya merupakan Tuhan yang berbeda daripada allah lainnya, yaitu Tuhan yang hidup dan yang berkuasa atas hidup manusia. Namun sayang sekali, ia jatuh kembali. Setelah ditegur Tuhan, barulah kali ini ia benar-benar mengenal Tuhan, dengan semakin dalam lagi.
Kisah Nebukadnezar dapat terjadi dalam kehidupan keseharian kita saat ini, yaitu bagaimana manusia dapat melupakan kebesaran dan kasih Tuhan. Dan terkadang, kita dapat jatuh ke dalam lubang yang sama berulang kali, sama seperti Nebukadnezar yang jatuh ke dalam kesombongannya lagi dan lagi. Namun, Tuhan itu Maha Pengasih dan Penyayang, Ia terus akan mengingatkan kita melalui berbagai cara, agar kita tidak lupa diri dan berserah kepada-Nya.
Melalui jatuh bangunnya hidup kita, semua ini tidak lain terjadi untuk membawa kita akan pengenalan mengenai Tuhan yang lebih dalam. Dengan demikian, kita dapat melihat langsung bagaimana Tuhan menyertai dan menuntun hidup kita. Biarlah semakin hari, kita dapat semakin percaya dan semakin dekat lagi kepadaNya. Haleluya!