SAUH BAGI JIWA
“Selidikilah aku, ya Allah, dan kenallah hatiku, ujilah aku dan kenallah pikiran-pikiranku“
“Selidikilah aku, ya Allah, dan kenallah hatiku, ujilah aku dan kenallah pikiran-pikiranku“
Ada satu pujian Kidung Rohani yang berjudul “Mohon Tuhan Selidiki” yang dinyanyikan di saat ibadah beberapa waktu yang lalu, yang liriknya ternyata begitu menyentuh hati. Sebenarnya saya pernah mendengar lagu ini beberapa kali, tetapi saya tidak terlalu memperhatikannya. Entah bagaimana, waktu itu, saat saya kembali menyanyikan lagu ini, tanpa sadar lirik-liriknya mengajak saya untuk mengevaluasi diri saya sendiri.
Bait pertama dari pujian tersebut berbunyi demikian:
Mohon Tuhan selidiki aku
Uji dan kenalilah hatiku
Telitilah, jangan ku menyimpang
Jangan biarkan ada akar dosa
Kita tahu bahwa hati merupakan pusat kehidupan. Hati merupakan hal yang penting apakah seseorang itu akan menjadi orang yang baik atau jahat, apakah ia akan memperoleh hidup kekal atau api kekal. Sebab “Orang yang baik mengeluarkan barang yang baik dari perbendaharaan hatinya yang baik dan orang yang jahat mengeluarkan barang yang jahat dari perbendaharaannya yang jahat” (Luk 6:45). Yesus juga pernah berkata, “Apa yang keluar dari seseorang, itulah yang menajiskannya, sebab dari dalam, dari hati orang, timbul segala pikiran jahat, percabulan, pencurian, pembunuhan, perzinahan, keserakahan, kejahatan, kelicikan, hawa nafsu, iri hati, hujat, kesombongan, kebebalan” (Mrk 7:20-22).
Oleh karena itu, jika kita ingin memperoleh hidup, penulis Amsal menasihati kita untuk menjaga hati kita dengan segala kewaspadaan. Namun, seperti yang dikatakan nabi Yeremia, hati manusia itu licik. Orang lain seringkali tidak dapat melihat hati kita yang sesungguhnya. Bahkan mungkin kita sendiri pun tidak mengetahui kondisi hati kita yang sesungguhnya. Jangan sampai, hati kita sudah membatu dan kita tidak mengetahuinya! Tetapi Tuhan Mahatahu. Penulis
Kemudian, bait kedua lagu tersebut berbunyi demikian:
Kau melihat segala perkara
Terangilah hati sanubariku
Agar aku bertaut dengan-Mu
Slalu takut, hormat kepada-Mu
Hal kedua yang kita mohonkan terkait hati adalah agar Tuhan menerangi hati kita, seperti yang dikatakan dalam surat Paulus kepada jemaat di Efesus 1:18, “Dan supaya Ia menjadikan mata hatimu terang, agar kamu mengerti pengharapan apakah yang terkandung dalam panggilan-Nya: betapa kayanya kemuliaan bagian yang ditentukan-Nya bagi orang-orang kudus.” Pemahaman akan pengharapan yang ada di dalam Kristus akan mendorong kita untuk terus hidup dalam ketaatan, dalam rasa takut dan hormat kepada Tuhan. Sebab hanya dengan cara hidup demikian, kita akan dapat masuk ke surga. Dan untuk sampai pada pemahaman tersebut, kita memerlukan mata hati yang terang.
Dan pada bait yang terakhir ditekankan:
Biarlah Roh-Mu penuhi hatiku
Bagaikan api kobarkan rohku
Tidak turut keinginan tubuh
Mohon Tuhan pimpin sampai surga
Akhirnya, kita harus memohon agar Tuhan senantiasa menyertai kehidupan kita dan mengobarkan semangat kita untuk hidup bagi Dia. Hidup dalam kekudusan dan ketaatan total akan kehendak-Nya, mematikan hasrat dosa, dan setia kepada-Nya sampai akhir.