SAUH BAGI JIWA
“Sebab mereka yang hidup menurut daging, memikirkan hal-hal yang dari daging; mereka yang hidup menurut Roh, memikirkan hal-hal yang dari Roh“
(Roma 8:5)
“Sebab mereka yang hidup menurut daging, memikirkan hal-hal yang dari daging; mereka yang hidup menurut Roh, memikirkan hal-hal yang dari Roh“
(Roma 8:5)
Ada dua pilihan bagaimana seseorang dapat menjalani kehidupannya, yaitu hidup menurut Roh atau hidup menurut daging. Dalam suratnya kepada jemaat Galatia, Paulus menjelaskan bagaimana hidup menurut daging ini, yaitu hidup dalam percabulan, kecemaran, hawa nafsu, penyembahan berhala, sihir, perseteruan, perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri, percideraan, roh pemecah, kedengkian, kemabukan, pesta pora, dan lain sebagainya (Gal 5:19-21).
Perbuatan-perbuatan daging ini adalah perbuatan yang penuh dosa dan tidak disukai oleh Allah. Rasul Paulus melanjutkan, bahwa keinginan daging ini adalah perseteruan dengan Allah dan membawa kepada maut. Dan juga, orang yang hidup menurut daging tidak mungkin berkenan kepada Allah karena ia tidak takluk kepada hukum Allah.
Sebagai orang-orang yang telah percaya, Tuhan menginginkan agar kita meninggalkan keinginan daging ini, dan hidup menurut Roh. Setelah ditebus oleh darah-Nya dan menjadi umat Allah, kita harus menjadi orang yang berbeda dengan orang-orang dunia. Kita tidak boleh lagi hidup dalam dosa. Perbuatan daging yang penuh dosa harus kita tinggalkan dan matikan. Sebaliknya, kita membiarkan Roh Allah yang memimpin kehidupan kita dan kita hidup di dalam kebenaran. Dengan demikian, barulah kita layak disebut sebagai anak-anak Allah. Rasul Petrus pun dalam suratnya menekankan, “sebab ada tertulis: Kuduslah kamu, sebab Aku kudus.”
Dengan hidup di dalam Roh, kita pun akan melakukan keinginan Roh. Kita akan memiliki kerinduan untuk lebih mendekat kepada Tuhan. Dengan memiliki rasa lapar dan haus akan kebenaran, kita pun akan semakin mengenal Allah, semakin mengetahui kehendak-Nya, dan mengetahui apa yang berkenan kepada-Nya.
Hubungan yang akrab dengan Tuhan inilah yang akan membuat kita semakin mengenal dan memahami sifat-sifat Allah, yang pada akhirnya akan menambah rasa kagum dan hormat terhadap-Nya. Semua ini juga akan memotivasi kita untuk meneladani Dia dan menghasilkan buah Roh, yaitu kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri. Dengan demikian, kita menjadi orang-orang yang takut akan Tuhan dan senantiasa mentaati perintah-perintah-Nya. Kita tidak lagi bertindak menurut keinginan kita sendiri, melainkan menuruti kehendak Allah.
Apabila kita hidup oleh Roh, hidup dalam kebenaran, dan tetap setia sampai akhir, selain dalam hidup ini kita akan merasakan berkat dan damai sejahtera, terlebih setelah kehidupan ini berakhir, kita pun akan dibangkitkan pada akhir zaman, sama seperti Yesus yang dibangkitkan dari antara orang mati, dan kita hidup bersama-sama dengan-Nya selama-lamanya.
Keputusan ada di tangan kita. Jika kita hidup menurut daging, kita akan berakhir pada kebinasaan. Tetapi kalau kita hidup menurut Roh, kita akan menerima banyak berkat dan juga hidup yang kekal. Kita tidak bisa hidup menurut daging dan berharap di akhir kehidupan kita, akan menerima hidup kekal. Jika Saudara ingin menerima hidup kekal, pilihlah jalan menuju hidup kekal, dan hiduplah oleh Roh! Haleluya!