SAUH BAGI JIWA
“Kata Yesus kepadanya: “Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku“
“Kata Yesus kepadanya: “Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku“
Pada saat perjamuan terakhir sebelum Tuhan Yesus ditangkap dan disalib, Ia menyampaikan beberapa pesan kepada murid-muridNya. Salah satu dari sekian banyak pesan yang Ia sampaikan ada pada Yohanes 14:1-14, yaitu perikop mengenai Rumah Bapa. Walaupun ayat pada perikop ini sering kita baca atau dengar, sesungguhnya pengajaran ini memiliki arti yang mendalam yaitu mengenai keselamatan.
“Janganlah gelisah hatimu; percayalah kepada Allah, percayalah juga kepada-Ku,” itulah yang disampaikan oleh Tuhan Yesus (Yoh 14:1). Kata ‘gelisah’ dalam bahasa aslinya berarti ketakutan, berbeban, atau gelisah karena ketakutan atau rasa kuatir yang sulit untuk dikendalikan dan membuat kita berpikir. Di dalam kehidupan kita, apakah hal yang membuat kita gelisah, takut, atau kuatir? Apa yang menjadi beban kita? Permasalahan dunia seperti pekerjaan, studi, keluarga, dan hal lainnya memang tidak pernah habisnya. Namun, pernahkah kita memikirkan kerohanian kita? Pernahkah kita gelisah dan kuatir karena memikirkan kehidupan kita setelah meninggal nanti? Rasa gelisah itu dapat muncul karena kita, sebagai manusia, memiliki dan melakukan dosa di dalam kehidupan kita sehari-hari. Kita tidak dapat menghindari dosa, entah yang kita sadari maupun tidak kita sadari.
Tuhan Yesus mengulang pernyataan-Nya untuk percaya kepada Dia sebanyak 4 kali dalam perikop ini. Janganlah kita kuatir, tetapi hendaklah kita percaya kepada Tuhan. Kalimat singkat ini memang sering dengar, tetapi kenyataannya ini merupakan hal yang sulit untuk dilakukan. Dalam mulut, boleh saja kita mengaku percaya, tetapi mencerminkannya melalui perbuatan dan kehidupan adalah hal yang berbeda.
Ketika kita percaya kepada seseorang, artinya kita mampu untuk menyerahkan sesuatu milik kita kepadanya. Percaya kepada Tuhan berarti waktu, pikiran, dan hidup kita, kita serahkan kepada-Nya. Selain itu, percaya kepada Tuhan juga berarti memohon penyertaan-Nya dibandingkan memaksakan kehendak kita sendiri. Ketika kita menjalani hidup dalam kesibukan kita, tanpa mengandalkan Tuhan, bahkan tanpa memikirkan akan hidup yang akan datang dan tidak mengusahakannya, maka kita bagaikan orang yang tidak percaya kepada-Nya sama sekali!
Tuhan telah mempersiapkan suatu tempat bagi kita, Ia bahkan akan datang kembali untuk membawa kita ke sana, asalkan kita mau menyerahkan hidup kita yang penuh dosa dan percaya kepada-Nya. Mengapa kita harus percaya kepadaNya? Tuhan Yesus menyampaikan dalam Yohanes 14:6 bahwa Ialah jalan, kebenaran, dan hidup. Dengan adanya jalan, kita dapat mencapai suatu tujuan. Tanpa adanya kebenaran, maka kita dapat tersesat. Tuhan juga merupakan Allah yang hidup dan yang dapat membawa kita kepada kehidupan kekal. Ialah pengharapan kita semasa kita tinggal di dunia yang penuh dosa ini. Tuhan telah menyatakan kebenaran-Nya melalui Firman dan mencurahkan Roh Kudus untuk memberikan kita kekuatan untuk melakukan Firman-Nya. Pada hari ini, apakah kita percaya dan mau bertekad, mengusahakan langkah kehidupan rohani kita menuju ke Rumah Bapa? Kiranya kasih kemurahan Tuhan menyertai kita. Haleluya!